Diantarkan dengan cinta
Ahad,
31 Juli 2015 menjadi sebuah pertunjukan cinta dan apresiasi yang sangat panjang
untukku. Hari di mana aku melangkahkan kaki ke tempat yang lebih jauh lagi dari
kampung halaman, dari orang tua dan saudara, untuk mengais ilmu di ITB,
Bandung, untuk kehidupan yang lebih baik.
Untuk
pertamakalinya, aku bisa menikmati rasanya naik pesawat terbang. Mungkin bagi
banyak orang ini adalah sesuatu yang cukup menggelikan untuk diceritakan. Tapi
maaf, aku tidak peduli karena itu sangat berarti untukku. I have a reason. And
it’s beautiful enough.
Then,
it’s more beautiful and more ketika ada banyak orang yang ikut merasakan
senangnya hati ini, haru birunya hati ini. Lebih dari 20 orang anggota keluargamengantarkanku
ke bandara Juanda Surabaya dalam satu mobil, katakanlah Elep. Di mana kalian
akan dapatkan apresiasi dan cinta sebesar orang Madura ini? padahal aku hanya
mau berangkat kuliah, padahal biaya elep sangat mahal dari probolinggo ke
Surabaya, padahal 20 orang itu hampir semuanya sedang dalam krisis keuangan.
Apa
yang salah satu orang itu katakan ketika akan mengantarkanku? Dia bilang
“kasian Fir, tempat kuliahnya jauh dari orang tua” tak cukup disitu, mereka
selipkan lembaran uang ke tanganku yang tiap harinya sangat susah untuk mendapatkan
uang segitu, yang tiap harinya selalu hawatir uangnya cukup buat makan atau
tidak, bahkan mereka juga meneteskan air mata ketika aku sudah mulai boarding
pass. Seakan-akan aku akan keluar negeri saja. Padahal tak butuh lebih dari 24
jam dari Bandung ke probolinggo dengan kereta.
Begitu,
bisakah aku mengganti cinta dan apresiasi yang sangat besar itu?
Kamu
tahu? ketika kami sampai di bandara, kami mengira bisa menunggu di dalam, di
tempat yang enak. hingga kami memutuskan untuk membawa semua perbekalan yang
kami bawa seperti nasi, kopi, dll. Ternyata tak seperti yang kami harapkan,
jadilah kami menunggu di tempat yang tak ada tempat duduknya. Kami malu sekali.
Kenapa? karena untuk masuk harus melewati pemeriksaan tas dan semua barang
bawaan, jadilah termos, tas nasi dll ikut diperiksa. Penjaganya sepertinya
cukup kesal pada kami. See it’s the first time for us. Honestly, aku cukup
kesal juga dengan penjaganya. Dia tidak bisa menghargai orang lain, hanya kami
kebingungan sedikit saja, si penjaga langsung memberikan sindiran pedas,
seakan-akan dia sudah jelas masuk syurga. Ah ntahlah :D. Cuma jadi apapun
kalian, jangan pernah sombong.
Dan
inilah orang-orang yang mengantarkanku dengan cinta ini..
Aku yakin, tak akan ku temukan cinta yang tulus nan indah melebihi cinta dari keluargaku. Terimakasih Allah atas cinta yang engkau selipkan dalam hati kami, hingga semuanya terasa begitu indah. Dicintai sebesar ini, aku merasa begitu berharga.