Archive

Archive for 2016

Apresiasi dan Cinta Terindah: My Lovely Family



Diantarkan dengan cinta

Ahad, 31 Juli 2015 menjadi sebuah pertunjukan cinta dan apresiasi yang sangat panjang untukku. Hari di mana aku melangkahkan kaki ke tempat yang lebih jauh lagi dari kampung halaman, dari orang tua dan saudara, untuk mengais ilmu di ITB, Bandung, untuk kehidupan yang lebih baik.

Untuk pertamakalinya, aku bisa menikmati rasanya naik pesawat terbang. Mungkin bagi banyak orang ini adalah sesuatu yang cukup menggelikan untuk diceritakan. Tapi maaf, aku tidak peduli karena itu sangat berarti untukku. I have a reason. And it’s beautiful enough.

Then, it’s more beautiful and more ketika ada banyak orang yang ikut merasakan senangnya hati ini, haru birunya hati ini. Lebih dari 20 orang anggota keluargamengantarkanku ke bandara Juanda Surabaya dalam satu mobil, katakanlah Elep. Di mana kalian akan dapatkan apresiasi dan cinta sebesar orang Madura ini? padahal aku hanya mau berangkat kuliah, padahal biaya elep sangat mahal dari probolinggo ke Surabaya, padahal 20 orang itu hampir semuanya sedang dalam krisis keuangan.

Apa yang salah satu orang itu katakan ketika akan mengantarkanku? Dia bilang “kasian Fir, tempat kuliahnya jauh dari orang tua” tak cukup disitu, mereka selipkan lembaran uang ke tanganku yang tiap harinya sangat susah untuk mendapatkan uang segitu, yang tiap harinya selalu hawatir uangnya cukup buat makan atau tidak, bahkan mereka juga meneteskan air mata ketika aku sudah mulai boarding pass. Seakan-akan aku akan keluar negeri saja. Padahal tak butuh lebih dari 24 jam dari Bandung ke probolinggo dengan kereta.

Begitu, bisakah aku mengganti cinta dan apresiasi yang sangat besar itu?

Kamu tahu? ketika kami sampai di bandara, kami mengira bisa menunggu di dalam, di tempat yang enak. hingga kami memutuskan untuk membawa semua perbekalan yang kami bawa seperti nasi, kopi, dll. Ternyata tak seperti yang kami harapkan, jadilah kami menunggu di tempat yang tak ada tempat duduknya. Kami malu sekali. Kenapa? karena untuk masuk harus melewati pemeriksaan tas dan semua barang bawaan, jadilah termos, tas nasi dll ikut diperiksa. Penjaganya sepertinya cukup kesal pada kami. See it’s the first time for us. Honestly, aku cukup kesal juga dengan penjaganya. Dia tidak bisa menghargai orang lain, hanya kami kebingungan sedikit saja, si penjaga langsung memberikan sindiran pedas, seakan-akan dia sudah jelas masuk syurga. Ah ntahlah :D. Cuma jadi apapun kalian, jangan pernah sombong.

Dan inilah orang-orang yang mengantarkanku dengan cinta ini..




 Aku yakin, tak akan ku temukan cinta yang tulus nan indah melebihi cinta dari keluargaku. Terimakasih Allah atas cinta yang engkau selipkan dalam hati kami, hingga semuanya terasa begitu indah. Dicintai sebesar ini, aku merasa begitu berharga.

Letter to my lovely friends in Jember



Dear teman-teman terbaikku, 

Santri PPIP. Darussalam Jember, Jurusan Kimia FMIPA UNEJ, PRIMAGAMA Jember, IONS (Islamic Organization of Mathematics and Natural Science), ALPHA (Aliansi Pers Mahasiswa), HIMAKI (Himpunan Mahasiswa Kimia), FLP (Forum Lingkar Pena) Jember, GYC (Green Youth Community), FIM (Forum Indonesia Muda)Regional Jember, dan Grup pekananku…

Sebelumnya, Aku hanyalah debu yang tertiup angin ke Jember. Sebutir debu yang ingin melihat dunia luas dengan penuh harapan sekaligus rasa takut yang luar biasa. Sebutir debu yang hanya bermodalkan kepercayaan pada Allah, melangkah jauh keluar dari rumah yang nyaman, rumah yang ketat, rumah yang sebenarnya pintunya sangat sulit untuk kubuka dari dalam. Iyah, karena aku adalah sebutir debu pingitan. Hehe

Hmmm, aku harus bilang apa..

Ah, intinya aku ingin berterimakasih, telah menjadi jawaban atas harapan pada tuhanku. ketika aku harus mampu meyakinkan keluargaku bahwa aku akan tetap terjaga di dunia kampus yang penuh resiko, ketika sebenarnya aku tidak punya jaminan apa-apa untuk mengatakan itu, ketika aku hanya punya tuhanku yang aku yakin akan selalu menjagaku tanpa tidur sedetikpun, dan ketika hanya harapan itu yang menjadi jaminannya, lalu tuhanku mempertemukan, memperkenalkan, dan mendekatkan kalian denganku, yeah..aku dengan kalian.

Dan cerita kita mengalir indah di Jember,,

Aku menjadi belajar banyak hal yang sebelumnya sangat gelap untukku, bayang-bayang hidup sendirian di kota orang perlahan memudar, aku tidak ketakutan. Karena yang kulihat adalah kalian, tak kulihat rona gelap kehidupan di kampus, yang kulihat adalah senyuman tulus, semangat perbaikan, dan inspirasi. Rasa aman kemudian menghangatkan sebuah ruang di dalam sini, hatiku. Ah Tidak tidak!  tak hanya menghangatkan hatiku, tapi juga menghangatkan hati keluargaku.

Aku.. yang dulu sangat susah untuk keluar dari pintu rumah hingga banyak jalan di desaku yang tidak kuketahui, sekarang aku bahkan tahu jalan ke ibu kota Indonesia. Yeah mungkin ini biasa saja bagi sebagian orang, tapi ini luar biasa bagiku karena sebelumnya tak mudah bagiku untuk pergi tanpa didampingi keluarga, betapa ngerinya kekhawatiran di keluargaku tentang keamanaan anak perempuan. Sekarang  Aku sudah mengantongi banyak kepercayaan dari keluargaku. Kepercayaan bahwa dunia tak hanya berisi ancaman, tetapi juga harapan dan kebaikan.

Dear, teman-teman terbaikku,,

Dalam waktu yang bersamaan, seringkali kefahaman dan ketegangan muncul di antara kita. Rasa marah, jengkel, dan prasangka hingga mungkin sempat menjauhkan kita, dengan ini aku tulus meminta maaf kepada kalian. Seakan terlupa bahwa kalian adalah anugerah dalam hidupku, aku seringkali membuat kekacauan karena tak mampunya hatiku. Dengan ini aku benar-benar memohon maaf atas semua kesalahanku pada kalian, aku meminta maaf karena seringkali tak mampu melindungi kalian dari tajamnya perkataanku, ingkar janji, sinisnya wajahku, dan kasarnya sikapku, baik di depan ataupun di belakang kalian, baik secara terang-terangan ataupun tersembunyi. Aku mohon maafkanlah aku. Aku tahu rasa sakit yang pernah kugores di hati kalian sangat susah diobati karena dalamnya goresan yang kubuat, tapi meskipun susah, meskipun teramat susah, tolong maafkanlah aku, karena tanpa maaf kalian atas semuanya, hari-hari ke depan akan sangat berat. Kemaafan kalian sangat sangat penting untukku. Tolonglah, tolong maafkan aku atas keseluruhan salahku pada kalian..

Dear, teman-teman terbaikku,

Terimakasih telah menjadi bagian dari hidupku. Terimakasih telah membantuku hidup di Jember hingga urusanku terasa lebih ringan, Terimakasih telah meramaikan hidupku dengan hangatnya hati kalian dan pengajaran yang luar biasa hebatnya. kalian adalah salah satu nikmat terbesar yang aku tidak ingin menggantinya dengan apapun di dunia ini. kalian sangat berharga. Bagiku, pertemanan ini adalah cinta. Jadi, aku ingin mengatakan.. aku sangat mencintai kalian karena Allah. Maafkanlah aku dengan segala kekurangan dan kesalahanku.

Dear teman-teman terbaikku,

Sebelumnya aku hanya debu, dan sekarang aku masih debu yang sama tetapi dengan keberanian yang berbeda. Bersama dengan kalian, menguat dalam hati ini, bahwa penjagaan Allah sangat indah dan tak ada satupun kekuatan yang bisa melemahkannya. Di bumiNYA yang luas, meskipun rasa takut itu tetap ada, aku akan tetap berani melangkahkan kaki karena Aku percaya Allah akan selalu menjagaku dengan cara yang indah seperti ini.

Maka bersamaan dengan  takdirnya, bismillah kulangkahkan kakiku dari Jember ke Bandung untuk melanjutkan proses belajarku.

Aku memohon pada Allah, semoga Allah mengekalkan pertemanan kita hingga ke syurgaNYA. Dan mohon doakan aku,,

Dariku,
Ainul Maghfirah yang sangat berbahagia dengan cinta ini.

KEGAGALAN ADALAH PEMBELAJARAN YANG MAHAL



Selamat malam pemirsah, sudah sangat lama sepertinya aku tidak menulis setelah sekitar satu bulan yang lalu membulatkan tekad untuk kembali aktif menulis, tapi ah sungguh tekad itu sangat sulit terealisasikan. Ntah karena apa, tapi aku berharap dan tetap berharap aktivitas menulisku tetap akan berlanjut meskipun harus berkali-kali berhenti. Oke sekian basa basinya. Mari kita lanjutkan pada materi yang sebenarnya. Ceilah. 

Isi tulisan kali ini sesuai judulnya akan berbicara tentang perbaikan atas sebuah kegagalan. Pernah mendengar bahwa setiap peristiwa selalu mengandung hikmah? Yup! itu benar banget. Perjalanan hidup manusia di bumi selalu tidak akan pernah lepas dari sebuah ujian. Satu ujian lolos, maka bejibun ujian lebih berat lainnya sudah stay ngantri. Ujian itu sendiri adalah tanda bahwa seseorang masih hidup. Kenapa ada ujian? aku akan menjawabnya dari sisi yang lebih ringan. Ada ujian karena hidup adalah pembelajaran. Dalam pembelajaran akan ada perbaikan, memperbaiki dan terus memperbaiki hingga di akhir hidup kita menjadi orang yang khusnul khatimah dengan perbaikan yang selalu kita lakukan. Singkatnya sih, perbaikan itu adalah taubat. 

Masalahnya, manusia seringkali tak bisa memperbaiki diri hanya dengan teori. Kebanyakan manusia perlu diberi “GONG” yang besar agar dia menyadari kesalahannya. Dan satu-satunya GONG terbesar yang paling ampuh adalah KEGAGALAN. Karena hanya ketika tahu pedihnya kegagalan sendiri kita jadi berpikir kemudian melakukan aksi agar tidak kembali jatuh. Caranya, dengan tidak melakukan kesalahan yang sama. dan atas rasa perih yang dirasa akan menggerakan kita untuk mengobati perih itu. Itu kenapa kegagalan memang sebuah pembelajarn yang mahal. Kalau sudah bayar mahal-mahal masa iya masih tidak mau mengambil manfaat? Rugi dong!

Katakanlah perempuan yang berat badannya ideal tak mampu menjaga pola hidup sehat dengan makan makanan sesukanya tak peduli sehat atau tidak, berlebihan atau tidak, malas-malasan, jarang beraktivitas, tanpa disadari badannya tak lagi ideal, overweight! Tahu kan kalau gemuk selalu menjadi momok yang sangat menakutkan bagi perempuan, apalagi overweight. Nah saat dia menyadari akan berat badannya yang tidak ideal, mulai deh chaos! Panic! Apalagi bagi perempuan yang baru aja menyatakan siap menikah. Paniknya bukan ampun, jadi kesulitan kan yang mau mengisi berat badan di proposal?? Huhuuu. Pada saat itu terjadi, akhirnya dia berpikir dan berusaha untuk menurunkan berat badannya dengan cara apa? Berhenti banyak makan makanan yang berlemak dan berlebihan, konsep nabi mulai diambil, makan setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang, nah! Terus ditambah olahraga rutin tiap hari. akibatnya badan segar dan sehat, mata tak mengantuk! Horay!

Iyes begitulah ujian works! Jika saja kita tak pernah gagal, maka kita tidak akan pernah melakukan perbaikan bisa-bisa kebablasan dan sombong. Iyas, sama seperti yang aku dan temanku alami. Karena sekarang berat badan kami tidak lagi ideal, akhirnya kami memutuskan untuk diet dan melakukan senam rutin tiap hari. Bahkan besok kami berencana untuk melakukan jogging rutin! Nah lho! Coba kalau berat badan tidak naik, pasti malas banget yang mau olahraga di pagi hari. capek. Xixixixii

Loh, jadi intinya ini mau cerita tentang kamu yang kegemukan? Terus sok-sokan pakek judul sekeren di atas?? Helloooooow.

Hahahaha,, itulah yang disebut inspirasi sob! Semoga bisa mengambil manfaat dari tulisan ini. 

NB: Tapi aku tidak sedang mempromosikan kegagalan lho ya, bisa memperbaiki diri tanpa harus mengalami kegagalan sendiri tapi belajar dari pengalaman orang lain itu lebih keren lho! Karena belajar tidak perlu semahal kegagalan pribadi. Itulah yang disebut aksi preventif cerdas! Cihuy dah. Tunggu tulisan bersambung berikutnya yak!

BTW, NB-nya panjang banget yak. Hufth… xixixixi, biarin! Yang penting gak dosa! Hihii

Room A1, Ponpes Darussalam Jember
Kamis, 12/05/2016 21:34

Suka Seru Persiapan Keberangkatan awardee LPDP 61 Part 1



Suka Seru Persiapan Keberangkatan awardee LPDP 61 Part 1
28 maret-2 april 2016 menjadi waktu pilihan bagi awardee LPDP angkatan 61 untuk saling bertemu dan bersinergi di wisma Hijau Depok dalam rangka mengikuti program kepemimpinan LPDP. Acara yang berlangsung 6 hari itu tak serta merta terjadi begitu saja tanpa warna di dalamnya. Angkatan 61 yang kami beri nama Bahana Esatya ini cukup unik karena menjadi satu-satunya angkatan yang anggotanya terbagi menjadi dengan dan tanpa tugas Pra PK. Terbaginya anggota ini menjadi boomerang bagi angkatan kami untuk mencapai kekompakan yang maksimal dikarenakan tidak semua anggota wajib berperan aktif dalam menjalankan tugas angkatan bagi yang non tugas. Namun, untuk ukuran ini, Bahana Esatya berhasil membuktikan, meskipun tertatih kami bisa mencapai apa yang disebut dengan kekompakan.
Berawal dari tugas yang datangnya keroyokan dari yang tercinta pak Moh Kamiluddin, Bahana Esatya benar-benar ramai! Tugas yang terdeadline, anggota yang tidak bisa dihubungi, kendala koneksi internet, jauhnya jarak wilayah antar anggota, perbedaan pendapat, pengurus yang bolak balik dimarahi ,sama sekali lagi yang tercinta, pak Kamil, waktu yang sempit, dan kesibukan anggota memberi warna tersendiri bagi kami. Ada berpuluh-puluh tugas, dan setiap anggota dengan tugas WAJIB berperan aktif dalam semua tugas baik individu, kelompok, maupun tugas angkatan. Karena jika tidak, maka siap-siap namanya akan masuk ke berita acara sebagai orang yang pasif.
Komitmen dan konstribusi menjadi 2 istilah yang selalu terngiang-ngiang bukan hanya di telinga, tapi juga di kepala! Pusying meeen! Maklum, beberapa dari kami mungkin belum pernah dikeroyok tugas yang benar-benar menuntut totalitas dan orisinalitas seperti tugas pra PK, Aku bahkan jatuh sakit saat menjalankan tugas pra PK.
Sekitar 3 minggu waktu yang kami miliki untuk merampungkan semua tugas dari pak Kamil. Yang membuat terharu, teman-teman non tugas ikut serta dalam menyelesaikan tugas kelompok dan angkatan, padahal seharusnya mereka bisa menikmati status tanpa tugas. Bersinergi, kami bisa menyelesaikan semua tugas dengan baik kecuali satu, tugas konsep penutupan yang masih harus bolak-balik presentasi kepada tim PK sampai acara PK berlangsung. Bahkan saat malam H-1 kami masih berdebat tentang konsep acara penutupan sehingga harus menunda jatah tidur kami, ruangan menjadi panas meski sudah malam dan ber-AC. Hari H penutupan-pun juga tidak lepas dari cekcok antar anggota karena masalah teknis. Meskipun demikian, pada akhirnya acara penutupan kami berjalan dengan lancar yang mengangkat tema Bimba Wiwaha, Festival Boneka Khas Nusantara di universitas Negeri Jakarta, 2 April 2016.
 Closing, the Ondels

Selama acara PK, 28 maret-2 april 2016,  kami telah melakukan pergantian ketua PK sebanyak satu kali. Ketua PK pertama Adalah Maulana Rizky Aditama, karena masih adanya pelanggaran anggota serupa kedisiplinan seperti terlambat masuk kelas dan dresscode yang tidak sesuai, kami harus mengganti ketua PK dan jatuh kepada Fadhli. Di sini aku belajar tentang TANGGUNG JAWAB seorang PEMIMPIN. Kesalahan anggota akan menjadi tanggung jawab pemimpin. Dalam Fase-fase pergantian ketua ini, satu hal yang selalu kita bahas, KOMITMEN! Pembahasan yang sangat pelik dari 122 kepala yang berbeda. Ini bukan soal komitmen satu atau dua orang, melainkan soal komitmen 122 orang dalam waktu yang bersamaan. Bahana Esatya membuktikan dalam segala ragam latar dan status, kami mencapai suatu komitmen mufakat. Komitmen bersama. Kami memiliki prinsip bahwa kami harus sukses bersama! Apa yang kami lakukan untuk mencapai komitmen bersama? Satu orang mengingatkan yang lain, satu orang memudahkan urusan yang lain, SINERGI!
 Lipsing, the Ondels, BYFY

Satu keunikan PK adalah serius tapi asyik. Hampir kebanyakan tugas adalah tugas mengasah kemampuan seni, itu yang kami sebut acara By You For You, BYFY. Dalam acara ini kami menyalurkan bakat non akademik, kami tertawa bersama, tegang bersama, nyanyi bersama, joget, bahkan garingpun juga bersama. Dan di sinilah misi BONDING antar anggota itu tercapai. Tak kalah seru adalah acara Ice breaking dari tim PK yang membuat kami ketagihan untuk mengusir kantuk dan merefresh otak akibat tekanan ngantuk yang berpindah dari mata ke otak. Stress.  Oh iya, aku pikir ngantuk menjadi rahasia umum di acara PK, karena memang jatah tidur yang selalu kurang dari 5 jam tiap hari dengan agenda padat. Saking padatnya, makanan kelas A yang disajikan buat kami tidak benar-benar aku nikmati karena terburu waktu. Dalam hal ini pak Kamil pasti akan bilang “Satu hal yang bisa kamu lakukan untuk berkonstribusi banyak adalah jangan tidur! Follow The Rules!!” hehehe
OASE, Outbond Asyik, Sehat, Energik, menjadi catatan lain dari perjalanan PK. Outbond ini adalah pertamakalinya bagiku. Di sini belajar apa yang dinamakan MENAKLUKKAN RASA TAKUT dan tentunya BONDING.

 
 Opening, PK-61

Okey, sampai di sini dulu yak. Udah lebih dari 700 kata nih. Tunggu Suka Seru Persiapan Keberangkatan awardee LPDP 61 Part 2 berikutnya yak. :)

Ketika Soft Skills (Tidak) Penting



Aku selalu penasaran dengan pemimpin di negeri ini. Mereka selalu saja lucu. Saat semua tempat ramai dengan pelatihan kepemimpinan dan menuntut leadership skills, lalu kenapa di tempat yang sama sifat-sifat kepemimpinan itu dilindas?
Soft skills selalu menjadi syarat utama jika ingin hidup di negara ini. Mau jadi pegawai disyaratkan memiliki soft skills sehingga perlu wawancara sebelum diterima. Mau dapat beasiswapun juga disyaratkan memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang mumpuni. Tapi anehnya, dalam kehidupan nyata soft skills selalu saja jadi boomerang. Orang yang jujur selalu menjadi musuh. Mereka dianggap sebagai ancaman. Dalam permainan politik, banyak orang jujur yang disalahkan dan dijebloskan ke dalam penjara.  Orang-orang yang menyerukan kebenaran ditutup mulutnya agar tak lagi bersuara. Pekerjaannya dikebiri. Dalam dunia perusahaan ataupun pendidikan, persyaratan soft skills hanya menjadi formalitas, yang diterima tetap saja keluarga atau relasi sendiri. Mau jadi PNS harus berani menyuap. Bahkan untuk masuk universitas negeripun ada proses suap menyuap. Lalu, di mana pentingnya soft skills di negara ini?
Tak heran kalau ada ungkapan “yang jujur pasti hancur” di jaman sekarang. Memang kenyataannya seperti itu. Kejujuran seperti menjadi momok yang menakutkan sehingga harus digerus sampai tak bernyawa.
Contoh nyata adalah bapakku sendiri, beliau dipercaya untuk mengatur jalannya pengairan di desaku. Pekerjaan itu beliau kerjakan dengan baik. Beliau selalu adil. Yang datang duluan, dapat antrian pertama. Uang dan status sosial seseorang tak pernah membuat bapakku mendahulukan orang tersebut dalam urusan air sawah. Beliau juga dengan gagahnya menegur orang-orang beruang yang semena-mena menggunakan air. Beliau tak pernah takut pada siapapun, sekalipun pada polisi kecamatan selama beliau benar. Berkali-kali bapakku mengurusi urusan saudara dan tetangga yang berhubungan dengan hukum. Berkali-kali itu pula para praktisi hukum menawarkan uang sogok pada bapak, maka berkali-kali itu juga bapak menolak.
Bapakku tak pernah diam dengan ketidakadilan. Beliau tanpa ragu mengkritik para pejabat desa yang kinerjanya tidak baik sesopan mungkin. Tak pernah mau diajak “kongkalikong” terutama saat pilkades atau apalah. Beliau sangat teguh dengan idealismenya. Tapi apa balasannya? Pekerjaannya sebagai pengatur pengairan sawah dicopot setelah beliau memperjuangkan hak para petani yang dirugikan oleh kepala desa baru!
Di mata orang-orang beliau telah dikalahkan oleh kekuasaan. Patriotismenya sama sekali tak penting. Sebaliknya, tanpa uang idealisme, prinsip, kepedulian, nasionalisme, patriotisme, hanya membuatnya menderita dan terhina. Uanglah yang paling penting. Uang bisa membeli kekuasaan. Kekuasan bisa memakan apapun semaunya. Ya itulah yang terjadi.
Tapi di mataku, justru para penguasa itulah yang kalah. Mereka dikalahkan oleh nafsunya. Bapakku tidak stress, sebaliknya beliau yakin bahwa manusia tak pernah berkuasa untuk mengambil rejekinya karena rejeki sudah ada takarannya. Hanya Allah yang mampu mengambil rejekinya. Beliau sama sekali tidak malu karena dalam hal ini beliau tidak mendholimi siapapun. Justru di mataku, beliau adalah orang terhormat, lebih terhormat dari para pemegang kekuasaan yang semena-mena.
Aku ingin tertawa dengan realita ini. Topeng. Semua orang bertopeng. Yang berpendidikan semakin bodoh. Yang bodoh semakin dibodoh-bodohi. Kalau hanya untuk hidup, aku rasa soft skills memang tidak diperlukan. Cukup jadi parasit saja. Toh justru parasit bikin kaya. Bukankah kaya uang menjadi tolok ukur utama kesuksesan rata-rata manusia saat ini?
Tapi aku tidak mau jadi orang bodoh dan tidak ingin sama dengan orang-orang berpendidikan yang bodoh. Meskipun sedemikian ragunya aku pada pentingnya soft skills, tapi aku ingin hidup terhormat dengan caraku sendiri. Hidup sebagai orang yang terlepas dari jahiliah.
Meskipun susah, semoga selalu dikuatkan. Luruskan jalanku Allah.