Archive

Archive for Agustus 2014

Masalah Itu biasa



Sudah lumrah adanya masalah dalam setiap detak jantung kehidupan. Karena dunia ini memang tempatnya ujian. Setiap orang akan menanggung masalahnya masing-masing. Setiap orang hampir dihadapkan pada masalah yang berbeda. Ada yang tajam mengiris hati, ada yang hanya seringan kapas. Semuanya sudah sesuai porsinya (Qs. Albaqoroh)
Pada dasarnya letak masalah yang utama itu bukan pada masalah itu sendiri, juga bukan pada berat ringannya, namun terletak pada diri masing-masing. Karena setiap masalah ada lengkap dengan solusinya. setiap orang juga punya jalannya sendiri untuk mendapatkan solusi, dan setiap jalan yang diambil hanyalah tentang suatu proses. Proses pembelajaran, proses pemantasan diri, dan Proses pendekatan dengan tuhannya.
Hanya saja, terkadang kita tak mampu mengambil jalan yang menuju ke solusi atas masalah kita. Saat masalah terasa begitu berat, tiba-tiba saja kita terjatuh dalam ketidaksabaran. Saat masalah terasa begitu biasa, tiba-tiba saja kita terjatuh dalam kemalasan yang melalaikan. Ntah itu berat, atau itu ringan, pada akhirnya kita sama-sama tidak lulusnya.
Setiap episode dalam kehidupan ini semuanya adalah ujian. Ujian untuk menunjukkan keimanan yang terkumpul di dalam dada (Qs. Al-maidah). Tapi terkadang kita lupa, bahwa kepahitan dan kesulitan adalah suatu ujian. Hingga kita tidak mampu melihat pertolongan dan kasih sayang Allah SWT. Terkadang kita lupa, bahwa kebahagian dan kemudahan juga merupakan suatu ujian. Hingga kita hanya tertidur dan terbuai dalam sendunya angin sore.
Semua yang kita jalani dalam hidup ini adalah ujian. Karena ini hanyalah ujian, pengawasan dan jaminan itu akan selalu ada. Kita tidak akan mati karena kemiskinan, tidak akan mati karena rasa sakit. Karena ini hanyalah ujian, pengawasan dan penilaian itu akan selalu ada. Kita tidak akan melambung tinggi ke syurga karena pujian, juga tidak akan mudah melewati panasnya mahsyar karena sejuknya ruang ber AC di kamar.
Lalu, kenapa kita harus gentar dengan mahalnya sebutir nasi? Kenapa kita begitu santai dengan canggihnya teknologi di rumah?
Ah..

Belajar dari seorang Umar sang amirul mukminin

Banyak hal menarik dari diri seorang Umar yang memiliki kesan sangar. Setelah Allah memuliakannya dengan islam, Sifat kerasnya tak lantas hilang. sifat kerasnya masih ada sebagai salah satu wataknya. Namun, beda dengan saya tentunya, Jika sifat keras saya tidak terkendali, Namun Umar menggunakan sifat kerasnya tepat pada tempatnya. dia mampu mengolah sifat kerasnya menjadi sesuatu yang berguna dan berkualitas. aku berharap suatu saat juga bisa seperti Umar.

masih teringat saat detik-detik awal Umar menjabat sebagai khalifah menggantikan Abu bakar ra. Dengan gagah beliau berkata kepada rakyatnya bahwa sifat kerasnya telah menjadi 2x lipat dari sebelumnnya. ah siapa yang tidak takut mendengarnya? sebelumnya saja orang-orang saja sudah pada takut kok. Namun, Umar lalu melanjutkan bahwa kekerasannya hanya untuk melawan orang-orang yang tidak adil. sedangkan orang-orang yang baik maka beliau akan lebih lembut terhadap mereka dibandingkan siapapun. Ah betapa terarah kekerasannya, menjadi pedang terhunus yang memperkuat barisan mukminin.

Itulah pemimpin, Firoh..

masih teringat ketika umar menegaskan di awal beliau mengantor sebagai khalifah,
"Aku telah diuji dengan kalian, dan kalian juga telah diuji denganku"

ah, betapa besar penjabaran itu. Tiba-tiba saja aku ingat sama Indonesia, terlebih sama diriku sendiri. Jika saja aku dan semua orang memahami ini dan memegangnya dalam hati. mungkin tidak akan ada perselisihan buta yang mengelupas hak-hak manusia. Bisa kubayangkan betapa tentramnya negeri ini. Tapi jelas itu tidak mungkin. karena pada jaman Umar saja, perselisihan buta tetap ada. apatah lagi sekarang.

memang tidak mungkin, tapi setidaknya jika sekali lagi aku dan minimal para pemimpin yang intelek itu faham dengan ini, setidaknya aku berharap tidak akan ada yang memandang kursi jabatan itu adalah sebuah kekuasaan, bahwa kursi itu bukanlah sesuatu yang harus diperebutkan. Sebegitu besarnya kursi itu, hingga malaikatpun tak sanggup menanggung beratnya.

Bagaimana tidak berat jika rasa haus dan lapar bangsa menjadi tanggungan, jika kebodohan bangsa menjadi tanggungan, Jika kemaksiatan bangsa juga menjadi tanggungan.

Allah ya karim, semoga Engkau berkehendak memberikan karuniaMU kepada kami berupa kefahaman dan kesadaran bahwa segala sesuatunya akan Engkau tanyakan di akhirat Nanti. sesadar Umar yang menerima jabatan karena perintah agamanya, bukan karena keinginan pribadinya. amin amin amin yarobbal alamiin.

AKU MAU KEMANA?

Bukan hilang arah. juga bukan tersesat. aku hanya kurang yakin arah mana yang kusukai. akhirnya aku hanya diam di satu titik tanpa bergerak sedikitpun. diam ini sudah terjadi begitu lama. akhirnya hari ini aku merasa bosan. kenapa? karena aku jadi merasa tidak begitu berkualitas dalam menjalani kehidupan ini.

okeh, singkatnya, di saat teman-temanku sibuk dengan hobinya, di saat mereka bersemangat dengan karya-karya mereka yang telah mereka persembahkan bagi orang lain, di saat mereka gigih dengan target hidup yang telah mereka buat, ada aku yang termenung kosong. tidak ada hobi yang kukenal, tidak ada karya yang tercipta, dan banyak waktu yang terbuang begitu saja.

tiba-tiba saja tidak ada hal yang menarik mataku. kupikir aku suka menulis, tapi akhir-akhir ini keinginan untuk menulis mulai melemah. ntah fiksi ataupun non fiksi. aku pikir aku suka memperhatikan kebijakan politik yang sedang berlangsung di tanah air, tapi tak banyak yang kuketahui, aku jadi bingung mau belajar dari mana, aku pikir peduli pada pendidikan remaja Indonesia, nyatanya aku memang peduli, tapi mendidik adekku saja aku kurang begitu sabar.

anehnya, meskipun tak melakukan apapun yang mempertaruhkan antara kegagalan dan kesuksesan. beban pikiran semakin berat saja. stress. yah itu, aku merasa hidupku tidak berkualitas. apa yang harus aku lakukan?

kalau aku curhat pada teman-temanku, mereka akan bilang "kamulah yang tau jawabannya". ah!

akhirnya, aku memutuskan untuk mencarinya sendiri di internet. ada tiga pertanyaan untuk menjawab pertanyaan itu

1. apa yang saya cintai dari karir saya?
2. di mana saya kehilangan waktu terbesar saya?
3. apa kekuatan terbesar saya?

dari ketiga pertanyaan itu, pertanyaan no 2-lah yang paling mudah untuk kujawab.  aku menghabiskan sebagian besar waktuku untuk menonton film.

nah, apa banyak menonton film bisa menjadi sesuatu yang berguna?

Oh, untuk pertanyaan ketiga, katanya aku bisa menjawabnya dengan menanyakan pada ketiga temanku tentang hal yang paling inspiratif dari diriku. aku harus membuat daftar.

ah, tidak ada salahnya aku coba.
do'akan aku ya.

#Allah, aku sedang berusaha menjadi hambaMU yang baik, berkualitas dan berguna, tolonglah aku ya Allah. amin


HIDUP


Hidup,
bagaimana aku harus menyikapinya?
Saat ujian terasa seperti kutukan
Saat kesabaran pupus berganti amarah

Hidup,
Haruskah aku nikmati saja secangkir coklat hangat di pagi hari?
     Bahwa malam kan tersingkirkan pada pagi esok
     Bahwa burung yang terbangpun masih bisa kenyang

Hidup, 
Haruskah aku mengencangkan ikat pinggangku saat bercermin?
Bahkan luka dalam perang uhud menjadi tanda kegagahan yang dinanti bidadari
Bahkan Jepangpun bisa terlihat dari puncak gunung Fuji

     Hidup,
     Adakah aku kembali lupa?
     Akan kejahilan dan cahaya yang bergantian datang
     Akan huruf-huruf yang kupungut selama 23 tahun lamanya

Ah, tersandung batu emang lebih sakit dari sekedar ungkapan iba