Archive

Archive for 2014

Kegagalanmu Bukan Karena Guru Yang Nggak Enak Ngajarnya, Dik!


Jadi ceritanya begini, beberapa kali aku ngajar privat anak-anak SMA. Setiap aku Tanya kenapa mereka tidak bisa mengerjakan soal, jawabannya hampir selalu “gurunya tidak enak mbak”. Nih berikut definisi guru yang nggak enak versi mereka
1.   Guru yang terlalu santai dengan soal, sehingga bikin murid tidak terpacu untuk belajar
2.   Guru galak bikin murid makin malas belajar, boro-boro belajar, dengerin aja gua malas!
3.   Guru yang hobi ngasi’ soal seabrek tanpa menjelaskan materinya terlebih dahulu
4.   Guru yang sudah terlanjur su’udzon sama si murid, bikin si murid berpikir “sebaik apapun aku, pasti salah di mata guru. Ya sudahlah aku nyerah

Setelah itu aku jadi berpikir “eh gak kebayang kalau semua murid berpikir begitu! Gak bakalan maju ni negeri! Iya nggak sih?”

Yaiyalah! Okeh oke adek-adek SMA ataupun SMP, yang walaupun labil tapi sudah bisa diajak berpikir pelan-pelan.. faktor penentu dalam pendidikan salah satunya itu emang guru, tapi adek-adekku sayang, perlu diingat kembali, penentu utama keberhasilan dirimu itu adalah DIRIMU SENDIRI! YOUR SELF! Yang lain ntu Cuma pendukung biasa aja. Dan, dalam kehidupan nyata, hanya sedikit orang bersikap sesuai yang kita harapkan, hanya sedikit alat dan keadaan saja yang berfungsi baik seperti yang kita harapkan. Jadi kesimpulannye, kalau kita bergantung pada sikap orang lain, alat yang sedang kita miliki, ataupun keadaan yang kita jalani, ya hidup kita bakalan gagal terus sayang. Kenapa? karena guru yang enak ngajarnya itu Cuma sedikit! Alat yang kita milikipun terbatas tas! Apalagi keadaan yang selalu bikin Galau!

Keberhasilanmu bukan tentang bagaimana orang lain bersikap padamu, seberapa canggih alat yang kamu miliki, seberapa kondusif keadaan yang kamu jalani sekarang, tapi lebih tentang bagaimana KAMU MENYIKAPI semua itu!

Sekarang, Coba deh berpikirnya dibalik jadi gini

1.   Guru terlalu santai, asyik nih aku jadi rileks belajarnya. Jadi aku bisa lebih punya banyak waktu buat gaspol belajar matapelajaran yang gurunya super disiplin! (Nah, oke tuh!)
2.   Guru galak, nah ininih yang mantap buat menendang rasa malas aku. Jadi aku bisa kepaksa belajar keras! (yuhuuu..)
3.   Guru nggak suka jelasin, ini artinya aku kudu lebih mandiri! Udah gede gini masak masih mau disuapin tok sama guru. Guru kan Cuma fasilitator toh? Malah asyik, aku jadi erat silaturrahminya sama teman sekelas, gegara aktif belajar kelompok. (Mantap jaya dah!)
4.   Guru su’udzon, ah aku jadi semakin semangat untuk menghapus image jelek di mata ntuh guru! Aku akan berusaha untuk membuktikan kalau aku gak seburuk yang dipikirkan! Ganbatte! (Ah caem dah!)

Bagaimana? Lebih asyik kan kalau berpikir begitu? Lagian nih ya adek-adekku sayang, walaupun kamu mau nyalahin gurumu yang inilah yang itulah sehingga kamu nggak faham-faham sama materi pelajarannya, itu gak akan ada gunanye buat kamu! Dosa, iya! Kualat, mungkin! Logis nggak? Ya logis lah.. ( hihi )

          Gini gini adek-adek, dengan menyalahkan gurumu, kamu jadi faham nggak? Kamu jadi berprestasi nggak? Nggak kan? Yang ada Cuma bikin item hatimu, lalu dadah good by deh sama keberhasilan! Inget inget! Guru itu pahlawan tanpa tanda jasa! Kamu tau ndak kenapa banyak orang berpendidikan hidupnya menderita? Nggak sukses? Bisa jadi nih ya, gegara suka jelekin gurunya baik di depan maupun di belakang gurunya! Ilmunya jadi nggak berkah gegara Allah kagak rela! Pada akhirnya ilmunya nggak bantu apa2. Kasian. Mau hidupmu berakhir kayak gitu? Na’udzubillah ya.

          Apa aku harus pintar dalam pelajaran mbak? ya gak harus sih, indikator keberhasilan hidup itu bukan Cuma kamu faham semua materi pelajaran sekolah, tapi bagaimana nanti kamu bisa bermanfaat buat orang lain. Silahkan ambil banyak jalan, kalau tidak terlalu suka belajar pelajaran sekolah, kamu boleh fokus sama hal lain seperti melukis, menulis, berbisnis, atau apalah. TETAPI! Jangan jadikan itu alasan buat kamu malas dengerin penjelasan guru terus bilang “gurunya nggak enak ih!”

           Nggak suka sama matapelajarannya boleh boleh aja say, tapi menghormati orang lain dengan mendengarkan guru saat menjelaskan dan menjaga lisan dari berbicara jelek tentang guru itu WAJIB!

          Gimana kalau aku nggak suka, aku jadi nggak bisa ngerjain soal, terus guruku marah-marah mba?

          Ih adeknya bikin gemes deh! Kamu boleh ahli dalam bidang di luar sekolah, tapi bukan berarti kamu boleh gak berusaha mengerti pelajarannya. karena belajar itu juga merupakan kewajibanmu sebagai murid, harus lulus UAN pula! Sesulit-sulitnya pelajaran, pasti nggak semuanya itu sulit! Kalau nggak mau berusaha belajar gegara alasan nggak suka, ya mending nggak usah sekolah aja dek! (maaf ya ini agak keras, piss)

          Udaaah. Intinya sayongs, suka bikin alesan ini itu nggak ada gunanya buat masa depanmu, apalagi nyalah-nyalahin orang lain, apalagi guru yang disalahi, bisa kuwalat. Suer!

          Masalah guru kagak enak ngajarnya, maklumi ajalah, karena manusia emang nggak ada yang sempurna, udah syukur dek beliau mau ngajar kamu. Nggak usah berharap lebih sama guru. Sebaliknya, perbaikilah sikapmu. Bergantunglah pada dirimu sendiri sampai kamu hanya berharap sama tuhanmu saja. Nge-fight gitu loo.. 

          Malas? Yeah.. jangan ngomong deh..

          Sekian ceramah panjang kali ini! Semoga bermanfaat, good luck adek-adekku sayaaaangs..

Ini mimpiku saat ini

Seringkali dalam acara motivation training, kita disuruh menuliskan segala mimpi yang ingin kita capai di masa depan sebanyak-banyaknya. katanya itu akan menjadi sugesti yang baik untuk masa depan kita. mimpi yang baik dengan tekad yang baik akan menimbulkan sikap yang baik pula. Akupun berusaha untuk coba memulainya. Namun, apa yang salah denganku?

"Fir, kamu masih ada keinginan untuk melanjutkan studi S2 nggak?" tanya bapakku suatu hari
"Belum tau, bapak. Fir belum mikirin itu. pokoknya lulus dululah" jawabku tak pasti
"Keinginan itu bukanlah sesuatu yang harus datang dari pemikiran. Ketika kamu lapar, apa kamu berpikir dulu? pastilah secara langsung kamu tau, kalau kamu ingin makan" jawab bapakku diplomatis. Aku sedikit menyunggingkan senyum mendengar penjelasan itu.

Aku selalu saja kesulitan untuk menuliskan apa yang menjadi mimpiku di masa depan. Tidak untuk 100 mimpi, 7 mimpi pun aku kesusahan untuk membuat daftarnya. Semakin lama, akhirnya meskipun aku tetap kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi mimpiku di masa depan, aku menyadari bahwa itu artinya aku tidak tahu ke mana kakiku akan aku langkahkan ke depannya. Tujuan hidup jadi mengabur.

Terutama setelah lulus S1. Aku jadi semakin tanpa rencana. Mau kemana?. jujur saja rasanya jadi hambar. Aku ngerasa jadi seperti air yang terus mengalir. menerima kenyataan hidup tanpa berani mengambil risiko untuk hidup yang lebih baik.

Dalam perasaan yang semakin hambar ini, tanpa tahu kelak aku ingin menjadi apa, sekarang aku tahu bahwa aku menginginkan satu hal. Kuliah S2 di luar negeri. Aku ingin berkeliling dunia.

Sekarang rasanya jadi sedikit berbeda. Degup jantung mulai mengencang perlahan. Mata sudah tak lagi banyak mengantuk. Aku mau berdiri memperjuangkan dan melindungi apa yang menjadi mimpiku.

Siapapun yang membaca tulisanku yang ini, tolong do'akan aku juga ya? semoga Allah berkenan mewujudkan mimpiku menjadi nyata. Dan semoga semakin baik dengan campur tangan Allah. Amin
terimakasih

Never Regret of Chemistry Department



Kuliah di jurusan kimia sejak awal adalah pilihanku. Tidak ada alasan lain kecuali aku memang menyukai kimia. Aku sudah mencintainya sejak pertama bertemu hingga sekarang. Kenapa aku mencintainya dan memilihnya sebagai bagian dalam hidupku waktu dulu? Ceritanya cukup simple, karena di antara semua pelajaran eksak, kimialah yang paling mudah kupahami. Aku mengerti melebihi temanku yang pinter dalam bidang matematika, fisika, dan biologi. Dan itu anggap sebagai cinta.
Bapakku dan beberapa orang berkata tentang kimia bahwa kimia itu adalah pelajaran paling sulit, kimia identik dengan bom dan makanan-makanan yang berbahaya. Aku tidak peduli dengan opini-opinin itu yang mungkin memang benar adanya. Yang kutahu aku hanya menyukai kimia.
Kemudian aku menjalani kehidupanku sebagai mahasiswi jurusan kimia di UNEJ. Rasanya senangnya setengah mati. Kenapa? bukan hanya karena kimianya, tapi terlebih karena aku mendapatkan posisi itu dengan usaha yang tidak sepele. Aku tahajud di tengah malam, belajar pelajaran eksak setelahnya bahkan saat itu aku dalam posisi sebagai mahasiswi jurusan D1 bahasa inggris. Yang paling penting, pertamakalinya dalam hidupku aku bepergian ke tempat yang jauh dari orang tuaku sendirian. Anak pesantren, anak pingitan, tak pernah pergi jauh dari rumah kecuali ditemani orang tua, berangkat sendiri mengambil resiko ke jember. Ini sesuatu sekali buatku.
Lebih penting lagi adalah bagaimana aku mendapatkan ijin dari keluargaku untuk kuliah di kota. Kalian tahu nggak? Di desaku telah menyebar anggapan bahwa kuliah di kota akan membuat kita nakal, terutama anak perempuan, resiko untuk pergaulan bebas itu sangat besar. sekali lagi aku tidak peduli itu, yang kupikirkan hanyalah tentang mencari ilmu. Lagian, kalau niat kita sudah baik, Allah tidak akan tinggal diam saja kan membiarkan kita masuk ke kubangan dosa? Aku percaya itu. Semua proses itu sangat berharga untuk diacuhkan, aku selalu menghargai proses-proses itu yang akibatnya sungguh luar biasa mengubah hidupku.
Lebih jauh saat aku mulai menjadi bagian dari keluarga jurusan kimia FMIPA UNEJ. Banyak ilmu, pembelajaran, dan pengalaman yang sekecil apapun aku tidak ingin melupakannya. Dimulai bagaimana aku berkendara sepeda ontel dari pondok ke kampus, keberanian untuk meminjam mesin ketik pada temanku di awal semester, bagaimana kemudian aku berteman dan bersahabat dengan banyak orang, sempat diusir oleh dosen dari kelas, berlari dari satu tempat ke tempat lain saat aktif-aktifnya sebagai seorang aktivis, jurnalis, sekaligus akademisi dengan sedikit waktu untuk beristirahat.
Sungguh tak ada yang mudah. Proses perkuliahan tidak semudah di SMA. Apalagi proses kehidupan yang sudah jauh dari ortu di mana aku harus mandiri, serta proses pendewasaan diri dalam banyaknya masalah dan kendala.
Hingga untuk mengakhirinyapun sulitnya minta ampun. Terutama saat berkecimpung dalam penggarapan tugas individu skripsi. Mulai dari mencari topik, dosen pembimbing, ketar ketir diinterogasi dosen penguji saat seminar. Paling makjleb adalah masa-masa penelitian yang menghabiskan pikiran, uang, tenaga, dan WAKTU!
Sempat beberapa temanku mengatakan penyesalannya telah masuk kimia gara-gara skripsi yang aduhai sulit. teman-temanku yang jurusan lain juga menyesaliku masuk jurusan kimia karena penelitian yang lama. Bahkan teknisi lab kimia juga mengatakan satu-satunya kesalahanku adalah masuk jurusan kimia sehingga harus banyak bayar bahan untuk penelitian. Aku juga merasa sulit, tapi untuk menyesal gara-gara ini? tentu saja TIDAK! tidak sebanding dengan sulitnya perjuanganku di awal dan di tengah. Orang tuaku telah memberikan segalanya agar aku bisa hidup di Jember sebagai mahasiswi kimia. Sangat naïf kalau aku bilang menyesal. Sudah tinggal waktu untuk memetik buahnya.
Sungguh! Memang sekalipun aku tidak pernah menyesal telah masuk jurusan kimia FMIPA UNEJ. Aku senang, aku berbahagia, aku bangga.
Sekarang, aku sudah selesai sidang, tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan gelar S.Si secara resmi, Wisuda. Seluruh badan sudah capek, tapi kenapa aku tidak merasa lemah? Inikah yang disebut kepuasan? Semoga Allah memberiku berkah dan meridhoiku. Semoga bukan hanya gelar dari manusia yang kuperoleh, semoga Allah juga memberiku gelar yang tinggi. Amiin
Terimakasih Allah, aku cinta kimia, hingga dengannya aku berharap semakin dekat denganMU. Telah terbentang kesempurnaanMu dalam setiap reaksi kimia, bentuk molekul, eksitasi elektron, reaksi inti, dan regulasi tanpa eror. Pertemuanku dengan kimia adalah kerangka hidup yang dibuat oleh Engkau. Maka sekali-kali aku tak akan pernah mengingkarinya. Terimakasih Allah, sungguh ini hebat!
Bila kecintaan ini begitu bagus untukku, maka bukakanlah pintu yang lebih lebar untukku, agar lebih mencintainya, untuk lebih mengenalMU.
Bismillah S2 JEPANG!

Masalah Itu biasa



Sudah lumrah adanya masalah dalam setiap detak jantung kehidupan. Karena dunia ini memang tempatnya ujian. Setiap orang akan menanggung masalahnya masing-masing. Setiap orang hampir dihadapkan pada masalah yang berbeda. Ada yang tajam mengiris hati, ada yang hanya seringan kapas. Semuanya sudah sesuai porsinya (Qs. Albaqoroh)
Pada dasarnya letak masalah yang utama itu bukan pada masalah itu sendiri, juga bukan pada berat ringannya, namun terletak pada diri masing-masing. Karena setiap masalah ada lengkap dengan solusinya. setiap orang juga punya jalannya sendiri untuk mendapatkan solusi, dan setiap jalan yang diambil hanyalah tentang suatu proses. Proses pembelajaran, proses pemantasan diri, dan Proses pendekatan dengan tuhannya.
Hanya saja, terkadang kita tak mampu mengambil jalan yang menuju ke solusi atas masalah kita. Saat masalah terasa begitu berat, tiba-tiba saja kita terjatuh dalam ketidaksabaran. Saat masalah terasa begitu biasa, tiba-tiba saja kita terjatuh dalam kemalasan yang melalaikan. Ntah itu berat, atau itu ringan, pada akhirnya kita sama-sama tidak lulusnya.
Setiap episode dalam kehidupan ini semuanya adalah ujian. Ujian untuk menunjukkan keimanan yang terkumpul di dalam dada (Qs. Al-maidah). Tapi terkadang kita lupa, bahwa kepahitan dan kesulitan adalah suatu ujian. Hingga kita tidak mampu melihat pertolongan dan kasih sayang Allah SWT. Terkadang kita lupa, bahwa kebahagian dan kemudahan juga merupakan suatu ujian. Hingga kita hanya tertidur dan terbuai dalam sendunya angin sore.
Semua yang kita jalani dalam hidup ini adalah ujian. Karena ini hanyalah ujian, pengawasan dan jaminan itu akan selalu ada. Kita tidak akan mati karena kemiskinan, tidak akan mati karena rasa sakit. Karena ini hanyalah ujian, pengawasan dan penilaian itu akan selalu ada. Kita tidak akan melambung tinggi ke syurga karena pujian, juga tidak akan mudah melewati panasnya mahsyar karena sejuknya ruang ber AC di kamar.
Lalu, kenapa kita harus gentar dengan mahalnya sebutir nasi? Kenapa kita begitu santai dengan canggihnya teknologi di rumah?
Ah..

Belajar dari seorang Umar sang amirul mukminin

Banyak hal menarik dari diri seorang Umar yang memiliki kesan sangar. Setelah Allah memuliakannya dengan islam, Sifat kerasnya tak lantas hilang. sifat kerasnya masih ada sebagai salah satu wataknya. Namun, beda dengan saya tentunya, Jika sifat keras saya tidak terkendali, Namun Umar menggunakan sifat kerasnya tepat pada tempatnya. dia mampu mengolah sifat kerasnya menjadi sesuatu yang berguna dan berkualitas. aku berharap suatu saat juga bisa seperti Umar.

masih teringat saat detik-detik awal Umar menjabat sebagai khalifah menggantikan Abu bakar ra. Dengan gagah beliau berkata kepada rakyatnya bahwa sifat kerasnya telah menjadi 2x lipat dari sebelumnnya. ah siapa yang tidak takut mendengarnya? sebelumnya saja orang-orang saja sudah pada takut kok. Namun, Umar lalu melanjutkan bahwa kekerasannya hanya untuk melawan orang-orang yang tidak adil. sedangkan orang-orang yang baik maka beliau akan lebih lembut terhadap mereka dibandingkan siapapun. Ah betapa terarah kekerasannya, menjadi pedang terhunus yang memperkuat barisan mukminin.

Itulah pemimpin, Firoh..

masih teringat ketika umar menegaskan di awal beliau mengantor sebagai khalifah,
"Aku telah diuji dengan kalian, dan kalian juga telah diuji denganku"

ah, betapa besar penjabaran itu. Tiba-tiba saja aku ingat sama Indonesia, terlebih sama diriku sendiri. Jika saja aku dan semua orang memahami ini dan memegangnya dalam hati. mungkin tidak akan ada perselisihan buta yang mengelupas hak-hak manusia. Bisa kubayangkan betapa tentramnya negeri ini. Tapi jelas itu tidak mungkin. karena pada jaman Umar saja, perselisihan buta tetap ada. apatah lagi sekarang.

memang tidak mungkin, tapi setidaknya jika sekali lagi aku dan minimal para pemimpin yang intelek itu faham dengan ini, setidaknya aku berharap tidak akan ada yang memandang kursi jabatan itu adalah sebuah kekuasaan, bahwa kursi itu bukanlah sesuatu yang harus diperebutkan. Sebegitu besarnya kursi itu, hingga malaikatpun tak sanggup menanggung beratnya.

Bagaimana tidak berat jika rasa haus dan lapar bangsa menjadi tanggungan, jika kebodohan bangsa menjadi tanggungan, Jika kemaksiatan bangsa juga menjadi tanggungan.

Allah ya karim, semoga Engkau berkehendak memberikan karuniaMU kepada kami berupa kefahaman dan kesadaran bahwa segala sesuatunya akan Engkau tanyakan di akhirat Nanti. sesadar Umar yang menerima jabatan karena perintah agamanya, bukan karena keinginan pribadinya. amin amin amin yarobbal alamiin.

AKU MAU KEMANA?

Bukan hilang arah. juga bukan tersesat. aku hanya kurang yakin arah mana yang kusukai. akhirnya aku hanya diam di satu titik tanpa bergerak sedikitpun. diam ini sudah terjadi begitu lama. akhirnya hari ini aku merasa bosan. kenapa? karena aku jadi merasa tidak begitu berkualitas dalam menjalani kehidupan ini.

okeh, singkatnya, di saat teman-temanku sibuk dengan hobinya, di saat mereka bersemangat dengan karya-karya mereka yang telah mereka persembahkan bagi orang lain, di saat mereka gigih dengan target hidup yang telah mereka buat, ada aku yang termenung kosong. tidak ada hobi yang kukenal, tidak ada karya yang tercipta, dan banyak waktu yang terbuang begitu saja.

tiba-tiba saja tidak ada hal yang menarik mataku. kupikir aku suka menulis, tapi akhir-akhir ini keinginan untuk menulis mulai melemah. ntah fiksi ataupun non fiksi. aku pikir aku suka memperhatikan kebijakan politik yang sedang berlangsung di tanah air, tapi tak banyak yang kuketahui, aku jadi bingung mau belajar dari mana, aku pikir peduli pada pendidikan remaja Indonesia, nyatanya aku memang peduli, tapi mendidik adekku saja aku kurang begitu sabar.

anehnya, meskipun tak melakukan apapun yang mempertaruhkan antara kegagalan dan kesuksesan. beban pikiran semakin berat saja. stress. yah itu, aku merasa hidupku tidak berkualitas. apa yang harus aku lakukan?

kalau aku curhat pada teman-temanku, mereka akan bilang "kamulah yang tau jawabannya". ah!

akhirnya, aku memutuskan untuk mencarinya sendiri di internet. ada tiga pertanyaan untuk menjawab pertanyaan itu

1. apa yang saya cintai dari karir saya?
2. di mana saya kehilangan waktu terbesar saya?
3. apa kekuatan terbesar saya?

dari ketiga pertanyaan itu, pertanyaan no 2-lah yang paling mudah untuk kujawab.  aku menghabiskan sebagian besar waktuku untuk menonton film.

nah, apa banyak menonton film bisa menjadi sesuatu yang berguna?

Oh, untuk pertanyaan ketiga, katanya aku bisa menjawabnya dengan menanyakan pada ketiga temanku tentang hal yang paling inspiratif dari diriku. aku harus membuat daftar.

ah, tidak ada salahnya aku coba.
do'akan aku ya.

#Allah, aku sedang berusaha menjadi hambaMU yang baik, berkualitas dan berguna, tolonglah aku ya Allah. amin


HIDUP


Hidup,
bagaimana aku harus menyikapinya?
Saat ujian terasa seperti kutukan
Saat kesabaran pupus berganti amarah

Hidup,
Haruskah aku nikmati saja secangkir coklat hangat di pagi hari?
     Bahwa malam kan tersingkirkan pada pagi esok
     Bahwa burung yang terbangpun masih bisa kenyang

Hidup, 
Haruskah aku mengencangkan ikat pinggangku saat bercermin?
Bahkan luka dalam perang uhud menjadi tanda kegagahan yang dinanti bidadari
Bahkan Jepangpun bisa terlihat dari puncak gunung Fuji

     Hidup,
     Adakah aku kembali lupa?
     Akan kejahilan dan cahaya yang bergantian datang
     Akan huruf-huruf yang kupungut selama 23 tahun lamanya

Ah, tersandung batu emang lebih sakit dari sekedar ungkapan iba