Archive

Archive for Februari 2012

terinspirasi dari pilem alangkah lucunya negeri ini

Sepintas terpikir untuk ketawa setelah menonton pilem itu, menarik, lucu tapi bermakna. Sepintas juga terpikir bahwa pilem itu wajib ditonton oleh pemerintah Indonesia, sepintas lagi terpikir mereka pasti akan pura2 tidak mengerti,,, owh,,,
Dari seorang muluk sarjana managemen yang tidak diterima kerja dimana2, dari seorang muluk yang ingin meyakinkan kepada calon mertuanya bahwa pendidikan itu penting. Dari seorang muluk yang bekerja sama dengan para pencopet yang budiman dengan tujuan mengubah masa depan mereka dari mencopet menjadi tidak mencopet,bisa aja mengasong yang penting halal lah,, dari seorang jupri si calon DPR yang kerjaannya nonton ikan berenang dan bermain games dilaptopnya bareng2 rahmah, biasa,, cari muka ma pak haji ayahanda si rahma biar bisa dijadiin mantu, dari seorang pak haji yang dengan lugunya bertanya pada ssi jupri” wuah,, ni apa jup? DPR kerjaannya begituan tah? Dan dari seorang jupri yang dengan begonia menjawab “ ini ikan berenang pak,,  yang ini games makan2,, biasa DPR kalu lagi stress mikirin rakyat ya beginian biar gag tambah stress, refreshing pak,,, 
Dari seorang pipit yang bingung kenapa ilmu agama yang diajarin pipit pada anak2 pencopet yang budiman itu tidak mampu mengubah mereka menjadi baik, dari eorang samsul yang juga bingung kenapa ilmu pancasila yang diajarkannya pada mereka juga tidak mampu mengubah mereka menjadi baik. Akhirnya si samsul berkata dengan nada pasrah setelah bertemu dengan salah satu pencopet yng budiman itu(dia hafal pancasila) datang dari sholat(ne ilmu agamanya) sekaligus membawa sandal curian dari masjid ” ah sekarang aku mengerti kenapa orang yang sudah mengerti agama dan hafal pancasila masih mencopet<<”

Menggelitik nalarku, heh,,, mang bener2 lucu. Dasar si DPR kerjaannya Cuma liat ikan berenang doang ma main games, apanya yang mikirin rakyat, Cuma kedok,,, padahal dah berpendidikan, yang ngakunya dah pinter bgt hafal ma segala perundang2an Negara, hafal betul ma landasan2 negara,, kerjaannya Cuma bodoh2in rakyat,, memalukan.
Nah,, kalu dah begini pa iya pendidikan hanya  bertujuan buat pinter bodohin orang lain?? Jangan dikira koruptor gag berpendidikan, itu titelnya dah ngalahin panjangnya rel kereta api. Hemmm jadi pengen ketawa lagi waktu si kampret bertanya pada si samsul si sarjana pendidikan, mang orang pinter gimana cara mencopetnya pak? Hahahaa,, mati rasa tuh si samsul,, dia(samsul) bilang kalu pendidikan adalah alat loncatan, kalu pencopet(tidak berpendidikan) bisa menghasilkan uang missal 1 jt dalam setahun makan orang yang berpendidikan bisa aja menghasiilkan uang lebih banyak dari itu dalam setahun bahkan bisa saja diperoleh dalam waaktu 1 bulan, bahkan juga dalam waktu 1 minggu,,,  koruptor pak? Hmmm,,,
Dasar si samsul,, dia ndiri gag yakin kalu pendidikan itu penting. Dia ndiri gag punya pekerjaan setelah jadi sarjana pendidikan, akhirnya stress dan kerjaannya Cuma main DOM doank,,, baru bisa bangkit setelah mengajar para pencopet yang budiman itu,,
Hmmm,, masih terpikir oleh omongan pak haji ke bpknya muluk bahwa pendidikan itu penting jika punya koneksi. Makanya si muluk gag dapat pekerjaan walu jadi sarjana soalnya dia gag punya koneksi sih,,, heeemmm nah loeh?? Koneksi?? Ufth,, susah dah kalu begini,,, ujung2nya pasti uang yang berbbicara,,,,
Duit,,,,,,, duiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit kesini dunk aku mau duit,,, duiiiiiiiiiiit duiiiiiiiiiiiiiiiiit,,,
Haaammmmmmph, negaraku mata duitan?? Mungkin gag yah??? Pyuh,,,
Maaph pak polisi,, ne Cuma gurauan kug,, jangan dimasukin ke hati ya,,, ampun dah pak,,, plisss,,
Hmmmm, negriku,,,, negeriku Indonesia…. Apa yang terjadi??? di belakang gedung2 besar ada tempat2 kumuh,, dibelakang pakaian2 necis berdasi ada banyak sampah2 pakaian,, dibelakang makanan2 enak,, ada banyak sekali makanan2 basi, di belakang perut2 kenyang dan mata2 pulas ada banyak sekali perut2 kosong dan mata yang tak terlelap, dibelakang tawa2 keras ada banyak bgt tangisan pilu. Ufth,,, menyedihkan sekali negriku tercinta ne,,,
Terbuat dari apa sih hatinya? hingga tidak ada belas kasihan?masa’ iya dari plastic? Matanya rabun ato gimana sih? Hingga tidak bisa melihat kekacauan negri ini? Masa’ iya buat beli wortel ajah gag sanggup?Telinganya sering dibersihkan gag sih sehingga tidak mendengar tangisan-tangisan pilu itu?masa’ iya buat beli cotton bud juga gag sanggup?
Kritikan, demo, sindiran2 pedas sudah tercetak dimana2 dengan tujuan agar hati mata dan telinga mereka(pemerintah) bisa berfungsi lagi,,, tapi masyaAllah? Ternyata hati, mata dan telinga mereka dah sangat terlalu parah,,, buktinya apapun yang kita lakukan seperti tidak terlihat dan tak terdengar, mereka tetap saja tertidur,,,
 Astaghfirullah,,,,

kata2 bapakku dulu ternyata bener

Awalnya tak pernah sedikitpun terpikir betapa kerasnya hidup ini, Gimana tidak? wong dulu masih  dibawah naungan bapak ibu,, Selalu dilindungi dari macam bentuk kekerasan, yang ada hanya kasih sayang dan ketulusan. Menginjak usia hampir dewasa dimana kaki kecilku dah mulai berani menginjakkan kaki didunia elit (anggap aja kampus) bergabung sama orang2 elit (angggap aja mahasiswa), Pikiran itu perlahan2 muncul, pa? kenapa? Kug bisa? Rasa tidak terima. Huuuuf  rasanya ingin ketawa.

Dulu waktu masih SMA bapakku bilang,  ntar kalu kamu dah hidup dimasyarakat ya begini, keras,,tidak selalu sesuai dg yang kita harapkan. Teman bisa jadi musuh, jarang sekali akan ditemukan sebuah ketulusan. Harus bisa berpikir cerdas dan hati-hati.
Hmmm bener2 ku rasakan sekarang, apa yang ku jalani yang semula ku pikir akan baik2 aja, yang semula ku pikir mereka tidak akan berbuat jahat padaku, ternyata???
Salah total< penuh kelicikan, 0% ketulusan.
Bener  kata2 bapakku dulu,
hati orang tidak ada yang tahu, kita boleh keras,, selama itu mampu menjadi senjata untuk tidak menjadi lemah kepada siapapun, makanya ilmu itu sangat  perlu, biar kita bisa bersikap bijaksana, biar tidak terbodohi biar bisa bermanfaat. Biar hidup kita tidak seperti mereka, penuh dg iri dan dengki. Apalagi ilmu agama, karena kalu hidup kita dekat dengan agama maka hidup kita akan tegar nak,,

hmmm, pendekatan spiritual,, itulah yang sering terabaikan. Kebanyakan orang mendewakan pikiran. Kalu sudah tidak kuat maka segala cara akan dilakukan. Kadang ku merasa  dunia ini sangat ganas penuh dg kebohongan,kemunafikan, kedengkian. Rasa2nya tidak akan pernah ada yang namanya ketulusan, seakan2  yang ada hanya musuh. jadi ngerasa seperti kehidupan hewan yang apabila kuat maka dialah yang bisa hidup.
Ufthhh, menakutkan
Tapi aku tau bapakku tidak akan suka kalu aku berhenti di sini aja, Aku yakin dia ingin ada perubahan dan perbaikan dalam dirku.. menjadi fir yang dewasa, yang tegar dan bisa memberi manfaat pada orang lain.  mampu memaknai hidup secara menyeluruh tidak setengah2, yang mampu memaknai dunia sebagai tempat persinggahan sementara.

Yach,,, dan kini ku beranikan melangkahkan kaki untuk maju, Menyatakan siap bertahan dari segala terpaan hidup. Aku tidak tahu seberapa banyak perjalanan yang ku lakukan dari  sisa hidupku, masih seberapa banyak waktu yang tersisa untukku untuk melakukan perbaikan, untuk menyangu sebanyak2x sebagai bekal untuk kehidupan selanjutnya.
Masih teringat lagi dengan perkataan bapakku,

satu hal yang pasti di dunia ini nak,, kematian,, kalu dah mati lalu apa gunanya harta dunia yang kita raih, mereka tidak bisa kita bawa ke akhirat, karena yang bisa kita bawa mati hanya kafan dan amal perbuatan kita. Silahkan cari kesuksesan dunia sebanyak2nya tapi utamakan akhirat”

Dan Ternyata tidak semudah yang ku kira, harus  bener2 kuat. Sempet beberapa kali ingin menyerah saja,, Tapi ntahlah rasanya aku tidak mau kalah dengan dunia. Hmmm,, yah,,, mau tidak mau, dipungkiri atau tidak,,Hidup ini memang keras. Tapi kawan,, saranku.. Keraslah pada dunia maka dunia akan lunak padamu.. pegang kuat agamamu, maka hidupmu pun akan terarah hingga mati bahkan sampai hidup setelah mati.

Terima kasih bapakku sayang,,,
Terima kasih atas semua perkataan2mu yang mengantarkanku pada ketegaran,,

geje, kagak tau ini arsip semster berapa.
;(

Bangga Indonesia: Suka Gotong Royong

Banggakah sama Indonesia hai kawand sebangsa Indonesia? Kalo bangga trus apa alasannya?? Hmm,, hmm,, hm,, pasti bingung mu jawab apa.. pasti kagak enak kalo alasannya Cuma karena kita dilahirkan di Indonesia. Heeee,, (sama kalo gitu kayak saya)
Hmm,, kupikir kupikir kupikir, apa sih yang tidak dipunyai oleh bangsa lain selain Indonesia? Orang pinter? Orang luar negri juga banyak yang pinter. Seni budaya? Orang india punya banyak seni, wisata? Sepertinya di amerika ada ngurah ngai yang bagus banget. Trus apa ya? Mungkin batikkah? Sepertinya masuk criteria,, insyaAllah bangsa lain kagak punya batik, yang pasti walo begitu kita tidak akan kuat kebanggannya kalo alasannya hanya seputar batik, peristiwa korupsi bisa menghapus satu poin itu.
Okeh, saya sumbangkan satu alasan lagi, “pancasila” ininih yang mempersatukan segala perbedaan di antara kita, saya yakin orang luar negri kagak akan punya landasan Negara seperti ini. Namun sayangnya ini hanya sebatas kebanggaan pada landasan Negara doank, soalnya sedikit sekali bangsa Indonesia yang menjalankannya. Menyedihkan.
Apa lagi? Hmm,,, sepertinya saya juga kagum pada bangsa Indonesia yang punya prinsip dan idealism tinggi, mereka para idealis yang nasionalis, para nasionalis yang idealis. Sekali berprinsip, maka akan teguh dengannya, tak takut akan kepalsuan yang merajalela, tak pengecut hanya dengan rupiah. Mengingatkan saya pada para pejuang islam yang kukuh, yang sekali berprinsip maka tak akan gentar dan tak goyah oleh apapun. Sayangnya hanya sedikit sekali yang mempunyai keteguhan seperti ini, sedikit sekali.
Lalu apa lagi poin yang akan menambah kebanggaan kita pada Indonesia?owh hohohoho,, sepertinya masih ada kawand,, “gotong royong” yupz,  gotong royong ini yang perlu kita banggakan, orang Indonesia suka sekali dengan gotong royong, sepertinya gotong royong ini telah dianut oleh banyak orang di Indonesia, 2 jempol deh buat yang ini. Bagaimana tidak dalam hal apapun kita tak pernah lupa untuk gotong royong dalam suasana dan waktu seperti apapun, contoh kecilnya sajah ne ya, gotong royong membangun desa, gotong royong kerja bakti alias bersih2 di desa, sekolah2, pesantren bahkan di penjara. Contoh lain misalnya dalam hal politik perebutan jabatan paling suka memprovokasi masyarakat awam, jadilah masyarakat awam berbondong-bondong buat mendukung si calon (gotong royong), pas mahasiswa muak dengan kebijakan pemerintah, mereka mencari massa sebanyak-banyaknya guna mensukseskan acara demo-mendemo(gotong royong), hmmm,, trus kalo ada maling ketangkap basah mencuri di bis maka dengan satu kata ajaib “maliiiiiiiiing” secara otomatis orang-orang akan mengejarnya besar-besaran (gotong royong juga bukan?), walaupun anggota yang ikut aksi gotong royong tersebut tidak mengerti apa gunanya mereka ikut-ikutan, apa tujuanx, siapa sasarannya, bener ato salah, de el el.. yang penting gotong royong.

(celoteh anak kamar A1)

surat Afika


Afika adalah gadis kecil manis yang sedang berada di bangku kelas 1 SD. Anggap saja dia adalah murid ngajiku. Dan aku adalah gurunya “guru privat”. Kau tau apa yang dia lakukan setiap proses belajar mengaji berlangsung? Memotong setiap kalimat alqur’an dengan bercerita, bertanya hal2 yang tidak penting seperti “mbak firoh sudah nikah?”, pergi ke kamar mandi,tidak menerima teguran, mencoret – coret alqur’an, makan, bermain dengan inan, menulis di dinding bahkan di tanganku, mengajak bermain tebak2an, bikin perahu kertas, dan melakukan beberapa tindakan kekerasan seperti memukul dan mencubit.
Okeh! anggap saja aku adalah guru ngaji privat yang paling tidak sabaran di dunia. Bisa kau bayangkan betapa mangkelnya hati saat menghadapi keusilan2 itu?
Terlebih ketika disuruh berdo’a dia nyelonong ngaji, pas tak biarin ngaji dan terpaksa aku semak eih dia kembali ke do’a. disuruh ngaji dia nggak mau dan memintaku mengaji terlebih dahulu dengan konsekwensi dia mendengarkan dan memperhatikan bacaan agar dia lebih mudah membaca, pas aku ngaji eh dia malah balapan ikutan ngaji. Nyebelin nggak tuh anak? Ketika ku tegur karena panjang pendeknya salah, eih dia malah jawab “yang penting hepi” dan tetap meneruskan bacaan tanpa memperbaikinya. ????!!
Sempat ku katakan: “afika, mbak nggak mau ngajar ngaji kamu lagi, silahkan cari guru ngaji lagi”
Jawabannya: Geje, alias aku tidak didengerin. (eih?????!!)
Sepertinya kata2 ini sangatlah tidak ampuh. Kupikir dia butuh realisasi. Dengan agak serius, ku bilang
afika besok mbak beneran nggak mau ngajar ngaji kamu lagi, mbak mau pulang ke probolinggo”.
Jawabannya:: yes yes yes… asyiiiiiiiiiiiiik nggak ngajiiiiiiiiiiiiiiiiiii.. afika bisa main pasiiiiiiiiiiiiiiiir… !!!
Me: eih???? Gedubraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak!! Cukup sudaaaaaaaaaaah.
Okeh, Rasa PD-ku sekarang bener2 sudah diujung sakaratul maut. Terimakasih afika.
Beberapa hari kemudian, ku perkuat langkah, dan sebisa mungkin aku tersenyum untuk kembali mengajar afika… kali ini dia bener2 memotong bacaan do’anya dengan menulis sederetan kata pada selembar kertas dan kemudian menyodorkannya padaku, “buat mbak firoh” dengan wajah malu – malu.. ada apa dengan afika? Mimpi apa dia semalam? Kau tau apa yang dia tulis?
mbak firoh, jangan pulang ke probolinggo lagi yaa? Ngaji di sini sama afika”
Me:: eihhh?
Dia: sebenarnya, afika sudah bikin surat dari kemaren2nya mbak firooh, sudah tak taruk di amplop dan mau tak kasi’kan ke mbak firoh hari senin. Tapi dirusakin sama si inan. Trus malam2nya lagi , afika bikin lagi, tak taruk di amplop lagi, eih.. di buat mainan lagi sama si inan.. trus afika bikin lagi,, trus dirusakin lagi.. sampek akhirnya afika nggak punya waktu untuk bikin surat lagi. jadi tak tulis di buku ini aja.. mbak firoh jangan pulang lagi ya,, ngaji di sini sama afika, kalo mbak firoh pulang, trus afika mau ngaji sama siapa?
So sweeet.. jadi terharu.
And then.. dia kembali menulis di bukunya: “mbak firoh janji ya nggak akan pulang lagi?
Kubalas dengan menulis: “tsapi afika janji yaa nggak akan nakal lagi?
Kembali dia tulis: “tapi mbak firoh juga janji ya, akan masuk terus, ngajar afika ngaji hari senin, rabu, sabtu dan minggu?
Me:: eihhhh????????! Lanjut ngaji dulu ya afika..
Subhanallah,, dia bener2 nurut.. dia tuntaskan ngajinya tanpa main potong2an lagi, sampek tuntas, sampek doa dengan khusyu’. Kau tau? Indah rasanya setiap menunggu dia menyelesaikan membaca alqur’an dg suara patah2 dalam satu ayat.. rasanya seperti kita sedang melatih bayi belajar berjalan dan merasa dag dig dug saat dia bertahan dalam langkahnya yang masih gemetar dan terus berjalan meraih tangan kita”
Ada satu pelajaran yang aku ambil dari peristiwa ini “afika hanyalah anak kecil
Kadang2 kita sebagai pengurus pesantren, pendidik di lembaga sekolah, orang tua di rumah selalu ingin mendidik anak yang baik – baik saja, penurut dan cerdas. Tak jarang kita marah dengan anak didik yang nakal dan bodoh. Parahnya, tak jarang pendidik di lembaga2 pendidikan selalu tak betah dengan anak2 yang seperti itu, dan keburu – buru untuk mendepak mereka keluar dari daerah didikan mereka. Menganggap mereka ulat bulu yang menjijikkan dan hanya bisa menularkan rasa gatal pada yang lain, mudahnya “menganggap mereka sebagai anak – anak gagal dengan masa depan suram dan hanya bisa menularkan keburukan bagi anak didik yang lain”
Afika nakal? Baru kusadari itu wajar. dia hanya anak kecil yang tak mengerti apa itu nakal yang kemudian akan kembali bersikap baik dengan tanpa merasa bersalah. Karena pada dasarnya dia hanyalah anak kecil yang dg normal menjalani hidupnya sesuai dg pikiran uniknya. Aku tak bisa menuntutnya bersikap manis sesuai dg aturan orang dewasa. Adalah tugasku untuk mengarahkan pikiran- pikiran uniknya ke arah yang lurus. Kalo aku pergi, dan semua guru pergi meninggalkan afika yang usil,, maka bener2 tidak akan ada yang meluruskannya. Dan itu sama saja aku telah berpartisipasi dalam penyuraman masa depannya.

Because every child is special (Amir Khan production), setiap mereka memiliki bakat unik tersendiri dan kita tidak bisa menilainya hanya dengan satu indikator saja. Anak2 kecil yang nakal bisa saja di hari esok menjadi orang2 kuat yang berani mempertahankan kebenaran. karena pada dasarnya kenakalan adalah bentuk pemberontakan atas aturan – aturan kaku yang abstrak, anak2 kecil yang kita anggap idiot dan sangat tidak penurut, tapi lihatlah si Albert Einstein berhasil menjadi scintist kedua terhebat di dunia setelah Muhammad SAW. Anak2 kecil yang cacat dalam hal menulis dan membaca, tapi lihatlah si leonardo da vinci berhasil menjadi artis penemuan hebat dg sketsa helicopternya. Awalnya mereka dianggap sebagai anak – anak yang tidak sempurna, tapi akhirnya dengan keunikan cara berpikir mereka yang tidak semua orang bisa mengerti, dapat menggubrak dunia dengan prestasi – prestasi mereka, dan kemudian keluar sebagai pemenang.
Bolehlah mereka sempat menjadi ulat bulu yang menjijikkan, tapi kita lihat sendiri.. mereka berubah menjadi kupu – kupu indah yang hinggap di taman2 bunga, menyejukkan setiap mata yang melihatnya.
Spesial untuk aku, kau, kalian dan kita semua.. setiap anak kecil adalah istimewa, mereka terlahir dengan bakat dan keunikan yang berbeda. yuk bersabar – sabar ria mengubah ulat bulu yang menjijikkan menjadi kupu – kupu indah yang menyenangkan!

Semangat mengajar dan mendidik!
Terimakasih pada afika “murid ternakal-ku” dan Amir Khan dalam pilm-nya “taare zameen par”
Special tengkyu to someone yang telah menyarankan aku untuk menulis note tentang “surat afika”
Walau tidak bermutu dan garing, tapi semoga bermanfaat!

Jangan lemah!


Tak seharusnya hidup hanya dinilai dari jumlah prestasi yang kita raih secara kasat mata, dari banyaknya piala dan piagam yang kita punya. Kepinteran, ketangkasan, kecerdikan, dan kreatifitas dalam bidang tertentu juga tak seharusnya menjadi tolok ukur keberhasilan dari seseorang. Karena keberhasilan yang sebenarnya adalah keberhasilan mendapat ridho dari tuhan sang pencipta alam semesta.
Bahkan dalam hadist nabi disebutkan bahwa orang yang istimewa yang masuk syurga adalah dia yang sama sekali tidak dikenal oleh dunia, namun dia sangat dikenal oleh Allah dan penghuni langit atas do’anya untuk saudara2nya, ibadahnya serta kebaikan2 tulus yang dia lakukan. Karena sebenarnya tujuan terakhir kita adalah akhirat, dunia hanyalah suatu media yang dilewati manusia untuk memperoleh uang saku yang sebanyak2nya sebagai bekal di akhirat nanti. Keberhasilan di dunia belum tentu akan membawa keberhasilan di akhirat. Kata lainnya, tujuan utama kita hidup berada di akhirat bukan di dunia.
Piala, piagam dan lain sebagainya hanyalah keberhasilan dari segi pandang manusia yang sangat bersifat relatif dalam menilai sesuatu. Fokus manusia, yang menganggap prestasi2 seperti itu sangat penting menyebabkan kebanyakan mereka lalai dari tujuan utama. Bahkan tak banyak yang mengalami sakit mental hanya karena mengejar segala atribut keberhasilan di dunia. Fokus mengejar prestasi2 tersebut juga terkadang seringkali menimbulkan beberapa penyakit hati seperti sombong dan riya’ bagi sang peraih prestasi, rasa iri dan dengki bagi yang kalah. Sakit mental yang ditimbulkan bisa bermula dari rasa pesimis dan rendah diri karena tak pernah meraih prestasi, karena tak pernah bisa mengumpulkan piala di rumah, karena tak bisa mengoleksi piagam2 penghargaan untuk melamar pekerjaan. Hal tersebut membuat mereka merasa berada dikelompok orang yang biasa2 saja alias low profile. Padahal prestasi yang sebenarnya berada di dalam hati yang dapat memberikan dampak manis kepada orang lain. Bukan sekedar penilaian seberapa cerdas kita menyelesaikan rumus2 matematika, bukan dari seberapa hebat kita merancang suatu proposal penelitian, bukan dari seberapa tangkas kita menjawab pertanyaan2 dalam suatu perlombaan. Sekali lagi, itu hanya ukuran kuantitatif manusia yang bisa saja tidak kualitatif (anggap saja tidak berkualitas). Banyak sekali orang yang berprestasi dengan nilai kepinteran yang sudah tak terukur malah menyumbangkan kehancuran pada bumi kita. banyak sekali orang2 cerdas yang malah menimbulkan beberapa penyakit aneh pada kita, banyak sekali orang cerdik yang malah menimbulkan kerusakan di dunia.
Sekarang, bagi kalian yang belum pernah meraih prestasi di sekolah atau dimanapun. Jangan berkecil hati, karena itu bukanlah suatu ukuran untuk keberhasilan yang sebenarnya. Kalian masih bisa bahagia walau dengan tanpa satu piagam-pun ditangan kalian. Dan kalian masih bisa mengenggam dunia walau tanpa satu piala-pun di rumah. Hidup tidak sekedar pengoleksian piala dan piagam. Tapi hidup adalah bagaimana cara kita memberikan manfaat yang sebesar2nya kepada orang lain, tapi bagaimana kita bisa mencapai tujuan utama hidup kita yaitu di akhirat, tapi bagaimana kita bisa memperoleh keridhoaan dari Allah. Itulah sebenar2nya keberhasilan!
Tapi kawand, bukan berarti kita harus menjadi lemah dan kemudian menjauh dari melakukan yang terbaik di dunia, bukan berarti kita harus menjauh dari segala komponen keberhasilan hidup di dunia, jangan jadikan tujuan utama hidup di akhirat sebagai alasan untuk lemah dalam meraih prestasi di dunia. Karena hidup akan jauh lebih indah kalau kita bisa berhasil di dua tempat “dunia&akhirat”. Jangan jadikan kemungkinan2 buruk dari prestasi di dunia membuatmu mengerut tak berdaya yang kemudian memilih untuk berhenti berusaha dan diam menenggelamkan diri dari ukuran – ukuran dunia. Tidak begitu kawand.. walau prestasi di dunia bukanlah satu2nya tolok ukur keberhasilan yang hakiki, walau prestasi di dunia tidak menjadi syarat bagi kita untuk masuk syurga, tapi tetaplah bersemangat untuk meraih prestasi di dunia sebagai pelengkap cerita hidup..… Raihlah prestasi di dunia semata – mata untuk menjadi penyemangat bagi orang lain, semata – mata sebagai teladan bagi orang lain. Raihlah prestasi di dunia untuk bisa berkonstribusi dalam memakmurkan kehidupan. Carilah prestasi di dunia semata – mata hanya karena tuhanmu.. karena Allah sendiri juga melarang kita melupakan dunia untuk akhirat kita.. hanya saja, tetaplah, jadikan keberhasilan di akhirat sebagai keberhasilan utamamu.
Jangan lemah kawand! Raihlah kesempurnaan hidup dengan prestasi2mu di dunia yang bisa membawamu kepada kesuksesan di akhirat!

ada masanya

Ada masanya, manusia terombang ambing oleh keputusan yang diambil sendiri
Ada masanya, manusia menyesali atas keputusan yang telah dia jalani
Ada masanya, manusia berhenti berharap dengan kesukaran yang sudah tak terlogika,
Ada masanya, manusia menjadi frustasi atas hidup yang dijalaninya kemaren.

Biar kuberi tahu, semua itu wajib kau jalani, wajib kau rasakan,
Saat kau merasa bingung dengan keputusan yang kau ambil, dan tak bisa memilih untuk membatalkannya, maka satu tahap hidup telah kau jalani secara normal
“kau mulai memasuki ruang yang bernama masalah”
Saat kau mulai menyesali keputusan itu, dan ingin kembali mengulang waktu, maka pada saat itu kau hanya melakukan 1 pilihan
“menyelesaikan”
Saat kau mulai berhenti berharap dengan kesukaran yang menurutmu sudah tak akan ada jalan lagi, maka kau telah mulai mengaktifkan hidupmu dari bawah nol minus hingga tak terhingga.
Saat kau mulai frustasi, tak ada pilihan lain kecuali menjadi gila dengan pemikiranmu.
“brutal”
Dan kau tau? Brutal ini yang akan mengaktifkan sisi nekad-mu! Menjadi buta dengan segala rintangan, yang ada hanya jalan lurus, yang disana kau tidak akan menoleh kemana2 lagi.. lurus.. terus saja lurus.. tak ada rasa canggung dan rasa takut. satu-satunya anggapan yang kau tau adalah “you are mine”. Kau tau apa yang akan terjadi saat itu? The low of attraction akan bekerja! And just wait.. itu akan bener – benar menjadi milikmu!
Jadi kesimpulannya kawand, saat kau merasakan 4 rasa di atas, jangan pernah anggap dirimu menyedihkan, setiap orang yang frustasi karena kegagalan, tak 100% nyali di hatinya berhenti. Namun ada sesuatu yang mulai muncul seperti magma kecil yang terus memanas dalam gunung yang tetap aktif. Magma itu yang akan memberi kekuatan lebih besar dari semula kau mengambil keputusan. Magma yang membuatmu gerah dengan kegagalanmu, magma yang akan membakar dendam atas penyesalanmu, magma yang akan memberikan kekuatan melebihi matahari dan lebih dahsyat dari reaksi fusi. Magma kecil itu yang akan kita manfaatkan untuk meletuskan dunia menjadi bagian2 yang saaaaaaaangat kecil dan membiarkan diri kita menjadi the king of the world…
Well guys, sebenarnya aku sama sekali tidak ingin mengajakmu untuk tersesat dalam setiap keputusan yang kau ambil hanya untuk memperoleh energi sebesar matahari. Tulisan ini hanya untuk dikau yang merasa ke-4 rasa di atas adalah abnormal, sebagai suatu masalah yang tidak bisa diatasi, yang membuatmu merasa gagal dalam keputusan2mu. Aku hanya ingin menunjukkan, bahwa dalam setiap kelemahan dan kegagalan selalu ada celah kecil yang akan selalu menjadi alasan kenapa kita harus selalu kuat untuk bangkit.
Aku hanya ingin menunjukkan, bahwa dalam keadaan 0 energi-pun, kita masih tetap bisa menjadi pemenang! Karena dunia tidak buntu.. karena bumi itu bulat dan selalu berputar! Karena kita punya Allah yang tak pernah kehabisan cara untuk mengabulkan harapan kita! Setersesat apapun kita!
Dan aku hanya ingin menunjukkan, bahwa hidup tak akan lebih indah kalau hidup hanya sekedar “baik-baik saja”
Jadi tetap semangat!!!!


adalah aku..


aku hidup dalam secercah cahaya,
secercah cahaya dalam keabu-abuan kabut siang
aku hidup dalam ramainya “sederhana”
ramainya “sederhana” kekumuhan nalar yang cukup menantang
bila malam menghampiri,
akan kusiapkan satu lipat saputangan,
sebagai ‘serbet’ rasa iri,
dan kemudian tidur bersama temaram rembulan,
adalah aku,,
terbang mengepakkan sayap kekerdilan,
berjalan dengan liuknya ketakutan,
berlari sekencang kengerian,
kemudian berhenti dengan kehampaan,,
namun, bila malam lagi-lagi menyapa,
akan aku siapkan secercah cahaya dari hidupku,
sebagai pembelah kesuraman yang tak kasat mata,
kemudian menggerakkan kanvas mengusir kelu,
adalah aku,,
tertegun dengan indahnya bintang malam,
melompat – lompat men-sejajar-kan jari jemari,
menatap kuat dan menerobos tingginya langit kelam,
kemudian tetap terjaga dengan lemahnya daun yang melambai
ah, kali ini aku benar-benar ngeri,
bila malam lagi-lagi menghampiri
dengan kekosongan yang bisa ku beri,
kekeluan kembali menyelimuti
adalah aku,,
yang tak terlihat dengan secercah cahaya yang telah pergi,
yang bergemetar dengan partikel – partikel gelap mengelilingi,
yang duduk mengerut memperkecil diri,
yang kemudian terdiam dengan kunang – kunang indah di pagi hari.
Ah, aku tak mengerti,
Sampai kapan harus aku akhiri,
Pertemuan sedetik tak bertepi,
Di ujung lincahnya kaki,
Adalah siapa?
Aku dengan seonggok badan berbaju robek,
Menyusuri bisingnya suara angkot,
Menyapa tubuh –tubuh yang berbalut sutra,
Dan kemudian duduk tersenyum tanpa risih bersama mereka,
Ah, aku bertanya,
Ah, haruskah aku juga yang menjawab?
Gila!
Hari ini, dengan sandal jepit yang sudah usang,
Aku duduk sendiri, bersama deru ombak pasang,
Menggertak naluri, menghentak angan melayang,
Ah, aku bertanya!
Aku berteriak!
Adakah aku seorang diri?
Kalau begitu, biarlah aku menyapa badai angin hari ini,
Kalau begitu, biarlah aku menyapa hujan hari ini,
Kalau begitu, biarlah aku menyapa terik matahari hari ini,
Kalau begitu, biarlah aku menyapa lembut embun pagi hari ini,
Kalau begitu, biarlah aku tetap berjalan dengan baju robek hari ini,

Sampai akhirnya kamu menyerah diri
Sampai akhirnya aku harus kembali




Jangan sekali-kali remehkan aku!


Jangan sekali – kali remehkan aku!
bila hari ini aku masih berani melihat dunia setelah lelap malamku,
bila hari ini aku masih berani menyentuh dinginnya air kamar mandi pagi ini,
Karena kau tak pernah tau,
Keberanian masih ada di dadaku,
Dan akan semakin membesar dengan senyuman mengejekmu,
jangan sekali – kali remehkan aku!
bila hari ini aku masih mampu memakai baju dengan kancing penuh,
bila hari ini aku masih mampu mengayuh ontel merahku,
Karena kau tak pernah tau,
Kesiapan masih terkepal di tanganku,
Dan akan semakin membesar dengan acungan jari kelingkingmu,,
jangan sekali – kali remehkan aku!
bila hari ini aku masih bertahan dengan panasnya matahari di siang bolong,
bila hari ini aku masih bertahan dengan gemuruh petir halilintar
Karena kau tak pernah tau,
Kekuatan masih tertanam hebat di urat nadiku,
Dan akan semakin membesar dengan lirikan mata picingmu,
jangan sekali – kali remehkan aku!
bila hari ini aku masih senang melihat senja di sore hari,
bila hari ini aku masih senang melihat gerombolan ibu2 mengayuh ontel sepulang kerja dari pabrik rokok,
Karena kau tak pernah tau,
Ketulusan masih mengiringi langkahku,
Dan akan semakin membesar dengan sakitnya rasa takutmu,
jangan sekali – kali remehkan aku!
bila hari ini aku masih ingin melihat mentari pagi bersinar,
bila hari ini aku masih ingin bertegur sapa dengan beningnya embun pagi di esok hari.
Karena kau tak pernah tau,
Harapan masih selalu menggubrak senyuman kecil di bibirku,,
Dan akan semakin membesar dengan rasa pengecutmu malam ini.

Karena dia yang meremehkan, adalah orang lemah yang untuk menyapa mentari pagi-pun dia tak sanggup..