Archive

Archive for April 2012

Perbuatan itu adalah biji yang akan berbuah.

Mungkin sudah seringkali kita mendengar pesan dari banyak orang mengenai kesuksesan “berusaha dan berdo’a”, mungkin juga kita sudah mendengar “man jadda wajada” atau “barang siapa yang bersungguh – sungguh maka jadilah”. Namun sayangnya tak banyak orang yang bisa melakukannya dikarenakan mereka tak “benar – benar mengerti” apa maksud dari kedua pesan tersebut.
Ada beberapa jenis orang dalam menanggapi kesuksesan dan kegagalan hidup.
  1. Malas dan suka mencari alasan
Malas, melakukan usaha sekenanya dan berdo’a sebanyak – banyaknya. Setelah melakukan kedua hal tersebut dia akan bilang “aku sudah berusaha, dan kuserahkan semuanya pada Allah, kalo nggak berhasil, berarti takdirku memang begitu, aku nggak mau terlalu menforsir diri dalam mencapai sesuatu, kemampuanku segitu, hidup kan bukan Cuma untuk itu”.
  1. Malas dan aneh
Usaha tidak, berdo’apun juga tidak. Katanya “biar aku mengikuti air yang mengalir, hidup harus dinikmati bukan dibikin susah” Gedubrak.
  1. Terlalu Logis
Logis, segala sesuatunya didasarkan pada akal. Berpikir bahwa sukses harus diraih dengan usaha terbaik. Kerja membabi buta lalu menjadi lalai dalam sholat dan enggan mengaji dan mengkaji agama. Merasa bahwa kegiatan agama akan mengambil banyak waktunya untuk belajar atau mengerjakan tugas kuliah. Tapi untuk hal makan, mandi dan tidur tak pernah lupa, katanya itu untuk menunjang kegiatan belajar lewat stamina tubuh.
  1. Ideal
Ideal, adalah orang yang tak hanya berpikir lurus pada satu hal, disamping berusaha, di situ juga ada do’a. melakukan usaha terbaik namun tak terlalu focus disitu. Tak melulu belajar, tapi ada waktu untuk hak – hak hidup yang lain, tubuh untuk diistirahatkan dan dijaga kebersihan dan kesehatannya, serta kebutuhan ruhiyah yang dipenuhi. Berpikir bahwa berdo’a bukan sekedar “meminta”, namun juga harus disertai dengan “iman dan takwa”, menghindarkan diri dari maksiat, melakukan segala perintahNYA, dan melakukan hal – hal baik dengan tulus. Biasanya orang tipe ideal ini, hidupnya akan lebih tentram dan damai. Kalopun tak berhasil dalam meraih satu mimpinya, maka dia akan bisa mengambil hikmahnya dan bersabar. Ketika berhasil, banyak ucapan syukur yang keluar dari lisan dan perbuatannya.


Bahwa perbuatan itu adalah biji yang akan berbuah (Abdullah, 2012), apa maksudnya? Perbuatan itu linier dengan hasil akan dicapai (Mintadi, 2012). Apaan lagi neh? Hihiii..

Maksudnya, ketika “perbuatan” kita baik, maka InsyaAllah akan baik pula hasil yang kita peroleh. Perbuatan itu adalah biji yang akan berbuah, ntah buah itu nantinya akan seperti apa. Dan karena perbuatan itu linear dengan hasil, maka ketika biji itu baik, maka biji yang baik itu akan terus berkembang menjadi suatu buah yang baik pula. Begitu juga sebaliknya, ketika biji itu buruk, maka buah yang akan diperoleh juga buruk.


Lalu, apa yang ingin aku sampaikan? Aku hanya ingin share, agar kita tidak terlalu hawatir dengan hasil yang akan kita peroleh, hasil bisa kita rencanakan sendiri, karena hasil akan mengikuti perbuatan kita.

man jadda wajada”
Barang siapa yang bersungguh – sungguh, maka jadilah”

copast inti tausiah Ustad RK “lakukan yang terbaik, selebihnya itu urusan Allah”

Khusus kudedikasikan pada diriku yang sangat takut dengan”kegagalan”, juga untuk pelajar yang sangat hawatir dengan “nilai” suatu matakuliah, melakukan banyak cara untuk memperoleh nilai yang tinggi dengan menjatuhkan “kepercayaan” pada diri sendiri.

Terimakasih untuk orang – orang yang “menginspirasi”:
Ibuku (Muslimah), Bapakku (Abdullah), dosenku (Drs. Mukh. Mintadi M.Sc), dan pangeran (RK)

** note: Perbuatan = usaha dan do’a.
Hasil yg baik = keadaan terbaik.

Bahwa matahari tak seperkasa yang ku kira

Matahari,,
Panasmu, membakar jiwa – jiwa yang kering nan tandus,
Cahayamu, menerangi gelapnya partikel – partikel penyusun kehidupan,,
Energimu, mengalirkan darah merah yang seringkali memucat di ujung lelahnya langkah.

Matahari,
Panasmu, sebagai pengering baju di jemuran tak beratap,
Cahayamu, sebagai lampu untuk melihat rupa dunia
Energimu, sebagai penggerak segala reaksi hidup.

Matahari,
Hebat nian keberadaanmu di muka bumi,
Sirnalah segala rasa takut dan suram dalam hati,
Bahkan di dalam dasar lautan,
Kau menyentuh semua komponen kehidupan dengan sebegitu gagahnya..

Bumiku yang hijau,
Langitku yang biru,
Air tawar yang jernih,
Gerakan ikan yang lincah,
Nampak begitu hidup dengan kehadiranmu, matahari.

Matahari, sekarang engkapun masih ada, berdiri gagah di atas sana,
Namun apa yang terjadi, wajah – wajah hidup menjadi tak berseri lagi,
Langit biruku yang mulai berkabut abu – abu..
Bumi hijauku yang mulai berabu,,
Air jernih menjadi keruh
Ikan – ikan lincah berangsur punah..

Ah, rupanya kau tak seperkasa yang aku pikir,
Hanya dengan hadangan kekeruhan, kau tak bisa selamatkan ikan,
Hanya dengan hadangan kabut, kau tak bisa selamatkan bumi,

Satu harapan, punah dengan kepinteran.
Selamat, manusia.
Telah kalahkan gagahnya matahari.

Satu ungkapan kesedihan atas matahari yang mulai terkalahkan, aku hanya ingin meminta pada kita “manusia”
Selamatkan bumi, dan sisakan langit biru untuk anak cucu”








Cara bersabar ala Firoh al khemis

Sabar selalu menjadi masalah yang sangat besar untuk kebanyakan orang. Semua orang yang berakal dan tamyiz tahu bahwa sabar adalah suatu sikap yang sangat mulia, dan sebaliknya “tidak sabar/pemarah” adalah suatu sikap yang tidak baik dan sangat tidak disukai oleh kebanyakan orang.
Banyak orang berbondong – bondong mempelajari teori cara untuk bisa bersabar (berdasarkan pemantauan terhadap teman-temanku dan diriku), namun sayangnya hanya sedikit yang bisa berhasil menerapkan. Salah satu ustad dalam acara maulid nabi di HIMAKI UJ (Himpunan Mahasiswa Kimia Universitas Jember) berkata bahwa Sabar tidak pernah mempunyai batas, Hanya saja kadang kita tak bisa memungkiri bahwa manusia memiliki sangat banyak keterbatasan, yang salah satunya dalam hal “sabar” .

Nah, keterbatasan Itulah yang terjadi padaku, aku termasuk ke dalam golongan orang yang paling tidak bisa bersabar, sangat sensitive dan pemarah. Aku menyadari hal ini adalah penyakit hina dan sangat tidak baik, aku berusaha untuk tersenyum dalam segala ujian yang menguji rasa sabar, aku berdo’a agar dikarunia sifat sabar oleh Allah, tapi ternyata jalannya memang bener2 sulit. Tapi aku yakin sesulit apapun jalannya, sabar pasti tetep bisa diraih gag peduli seberapa besar prosentasenya. Hingga suatu hari aku menyadari beberapa hal. Mungkin Allah sudah mulai meng - ACC proposalku untuk menjadi orang yang sabar lewat suatu “pembelajaran dan analisis”. InsyaAllah.
Ya inilah hasil pembelajaran dan analisisku mengenai cara jitu untuk bisa bersabar lewat perjalanan hidupku dan hidup orang lain, dan ini sangat nyata. Apakah itu? cekidot!
  1. Ilmu
Dengan mengetahui keutamaan “sabar” dan mengetahui hinanya sifat dari kebalikan sabar (tidak bersabar), maka dia akan merasa rugi dan hina jika tidak bersabar, sehingga ada keinginan yang kuat untuk keluar dari kerugian dan kehinaan itu dengan cara “bersabar”. Tanpa pengetahuan, maka kita tidak akan tahu betapa hinanya sikap tidak sabar dan tidak mengerti bahwa hal itu masih bisa diatasi, sehingga menganggapnya sebagai sikap wajar yang dimiliki oleh manusia dan tak bisa diubah. Akibatnya, sikap tidak sabar jadi betah lama – lama bersemayam dalam diri kita.
  1. Mutu Sholat
Sudah menjadi janji Allah dalam surat Al ankabut “Assholatu tanha ‘anil fahsyaa’I wal munkar, bahwasanya sholat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Lalu apa hubungannya dengan sabar?
Jadi begini, ketika mutu sholat kita baik, maka baik pulalah amalan kita, sehingga sabar bisa kita rangkul dengan magnet dari sholat kita yang baik. So, perbaiki sholat kita, perbesar magnet, sehingga sabar-pun lebih mudah diraih, dijamin deh ketika sholat kita baik, maka semua sifat baik akan menempel pada kita termasuk si sabar.
  1. Belas kasih
Aku yakin, semua orang sudah tahu bahwa orang yang menyinta seringkali melakukan hal – hal yang luar biasa dan dianggap tidak biasa oleh orang lain. Ketika seseorang menyinta, maka akan timbul di hatinya rasa sabar untuk menghadapi orang yang dicintainya. Seperti seorang ibu yang sabar merawat anaknya meski anaknya nakal sekalipun, seorang guru yang sabar mendidik muridnya meski sering dibikin sakit hati dengan cara tidak memerhatikan pelajarannya dalam kelas, seorang sahabat yang sabar mendengarkan keluh kesah sahabatnya, atau seorang cowok yang sabar menemani ceweknya mencari sepatu yang cocok di mall selama berjam – jam. Sabar bisa muncul dari rasa belas asih terhadap seseorang.

So, bagi kita yang belum bisa bersabar dan ingin menjadi orang yang sabar terhadap orang lain, maka munculkan dulu rasa kasih sayang yang tulus pada orang lain, baru kita bisa bersabar pada mereka. Baik kepada teman, tetangga atau siapapun. Karena kita memang seharusnya bisa bersabar kepada semua orang.

Jadi, mau jadi orang sabar? Silahkan terapkan ketiga tips di atas tanpa lupa berdo’a, selamat mencoba, semoga sukses!
Aamiin ya robbal Alamin.

NB: untuk diriku sendiri, aku berhasil benar2 menerapkan poin ketiga, terhadap orang – orang yang aku cintai, so that aku bisa bersabar menghadapi mereka, untuk yang lain.. sama.. masih berproses. Semangat!!!
:-)

Surat dari Iik dan Fifi


Kawand, apakah engkau mempunyai saudara kandung atau saudara dekat lainnya? Pernahkah kau mendapat senyuman manis dan ungkapan hangat dari mereka? Bagaimana rasanya? Pasti sangat manis, aku seringkali merasakannya.. rasa manis dan teramat manis yang ditumbuhkan oleh adek – adekku.
Kali ini bukan hanya manis, namun juga membuatku ingin menangis. Iik adalah adek ke empatku, Nurul Hidayatullah kelas 1 MTS/ Madrasah Tsanawiyah (setara dengan SMP), baru berumur hampir 13 tahun, dia cukup pendiam dan pemalu, style-nya mirip orang eksak “saklek”. Rasa – rasanya dia tak akan pernah bisa berbicara romantis.
Fifi adalah adek kelimaku, selisih 2 tahun dengan si iik, sekarang sudah hampir lulus MI/ Madrasah Ibtidaiyah (setara dengan SD). Beda dengan iik dan sangat mirip dengan-ku “mbaknya”, dia cukup vocal dalam kelas, mellow, pemarah dan sensitive tapi sangat peduli sama saudaranya.
Keduanya memiliki pandangan yang sama terhadapku, bahwa aku adalah mbak yang suka marah, Fifi bilang aku mirip kak ros dalam pilem Upin dan Ipin (hohohoho). Sangat menyesakkan, tapi aku mengakuinya, aku memang begitu (hehehe). Mengingat koment mereka yang selalu menyesakkan dada, aku tak pernah berpikir suatu hari mereka akan menulis surat paling romantis buat aku, kau tau apa yang mereka tulis untukku dalam selembar kertas yang mereka selipkan secara sembunyi dalam tas bagian belakangku saat aku mau balik ke jember untuk kuliah? Bagiku ini adalah surat paling romantis dan sangat membahagiakan, seumur hidupku aku akan mengabadikan surat dari mereka, sebagai bukti bahwa aku tak pernah sendiri, InsyaAllah.
Berikut isi surat mereka
KELUARGA BESAR
  1. ABDULLAH
  2. MUSLIMAH
  3. AINUL MAGFIRAH
  4. AHMAD HANAFI
  5. NURUL HIDAYATULLAH
  6. ZEIN HAFIFAH
  7. AHMAD MAULANA
NAMA KELUARGA
MBAK FIROH KAMI SEMUA
SANGAT SAYANG PADA MBAK VIROH.
DAN KAMI SEMUA MENDUKUNG MBAK
FIROH AGAR LEBIH SEMANGAT.
SE MANGAT MBAK FIROH”
TINGKATKAN PRESTASIMU”

SELAMAT MEMBACA

NAMA PENULIS                                                                          NAMA PENGARANG
ZAIN HAFIFAH                                                                                         IIK
TTD                                                                                                          TTD

Berkunang – kunang mataku saat membacanya di dalam bis Jabung – Probolinggo. Aku pikir mereka sangat sangat tidak menyukaiku karena sifat pemarahku. Sempet kecil hati memikirkan apakah mereka menyayangiku ato tidak, aku pikir yang ada mereka hanya takut padaku, subhanallah ternyata tidak seperti itu. seakan – akan mereka mencoba mengerti sikapku, mencoba mengerti dengan posisiku, mencoba mengerti dengan perjuanganku. Terimakasih Allah, telah engkau kirimkan bidadari – bidadari kecil yang cantik untukku. Aku akan membeli dukungan dan sayang mereka dengan harga yang sangat mahal, hingga menjadi sangat berhargalah itu untukku, hingga cukuplah itu sebagai teman peramai perjalananku, hingga tak kesepian langkah ini menyusuri seramnya pasir malam, hingga tak kesepian hati ini dalam berjuang di jalanMU.
Terimakasih Allah.. Terimakasih..
Mbak juga sayang kalian adek – adekku sayang..
Semoga menjadi perempuan yang sholehah, semoga menjadi laki – laki yang sholeh, semoga tak gentar dalam lika liku hidup, semoga tegar dengan badai panas dunia, semoga sama – sama berhasilnya menjadi kekasih Allah.
Amin Ya Robbal ‘Alamiin

NB: kutulis ulang nama keluarga besarku.
1. Abdullah
2. Muslimah
3. Ainul Maghfirah
4. Hasan Saiful Ulum (alm)
5. Ahmad Hanafi
6. Nurul Hidayatullah
7. Zein Hafifah
8. Ahmad Maulana,
biarpun Hasan Saiful ulum-ku telah pergi, tapi dia tetep menjadi adek pertamaku.. jadi aku punya adek 5, enam bersaudara dengan aku..
Salam Rindu buat adek tergantengku "Hasan Saiful Ulum"

semoga mbak tak pernah lupa untuk selalu mendo'akanmu sayang...
liat mbak, liat adek - adekmu.. adek - adek kita.. seperti pandawa lima.. akan menaklukkan matahari yang katanya sangat perkasa itu. InsyaAllah.
;-)

malez kuliah, Inget Ortu!


Mempunyai kesempatan untuk Kuliah, sekolah, nyantri, atau apapun lah yang berhubungan dengan “menuntut ilmu” merupakan suatu hal yang sangat luar biasa dan wajib disyukuri. Tak semua orang memiliki kesempatan seperti itu. kesempatan itu ada diperantarai oleh beberapa faktor, kesiapan, keyakinan, kesediaan, dan harapan. Yang mana tentunya itu tak lepas dari perjuangan sebagai jalan untuk mendapatkan harapan yang kita mau. Dalam menuntut ilmu yang tak pernah lepas dari masalah “uang” tentunya akan sangat berkaitan dengan wali kita lebih tepatnya orang tua kita.

Wajib rasanya kita bersyukur memiliki orang tua yang masih peduli terhadap pendidikan dan bekal ilmu untuk anaknya, tak mudah untuk menjadi orang tua yang seperti itu, mereka harus rela mengorbankan hidup mereka agar anaknya bisa sekolah “meuntut ilmu”, berkorban tenaga, pikiran, waktu dan uang. Tak sedikitpun merasa sayang akan hal2 yang telah mereka korbankan untuk pendidikan kita dengan harapan kita menjadi orang yang berpendidikan, orang yang berilmu sehingga kita bisa sukses dunia akhirat.

Banyak sekali orang tua merasa berat mengeluarkan uang, tenaga, pikiran dan waktu mereka untuk aktivitas pendidikan anaknya, merasa itu hanya buang – buang waktu dan uang saja. Mereka lebih suka uangnya dibelanjakan untuk hal2 yang dirasa sangat pasti eksistensinya seperti beli barang – barang yang bersifat duniawi.

Dan kita tahu betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan, orang tanpa ilmu sama saja dia sedang hidup dan berjalan dalam kegelapan. Jadi bersyukurlah bagi kita yang telah dikarunia kesempatan untuk menuntut ilmu di tempat yang baik dan terjamin melalui orang tua kita.

Ketika orang tua kita telah mengorbankan segalanya dan memberikan kepercayaan pada kita, maka wajib hukumnya bagi kita untuk melaksanakan amanah mereka, yaitu mendapatkan ilmu sebanyak – sebanyaknya serta dapat mengaplikasikan ilmu dengan baik dalam kehidupan. Untuk mencapai amanah itu maka kita harus menjalani beberapa hal seperti belajar, berdo’a dan menggunakan segela fasilitas dari orang tua bener – bener untuk kegiatan belajar.
Nyatanya, banyak sekali anak yang tidak bisa mensyukuri kesempatan seperti ini, bahkan parahnya ada yang merasa tersiksa karena telah disekolahkan oleh kedua orang tuanya. Banyak sekali yang mengeluh akan beratnya suatu pembelajaran. Merasa bosan dan lelah dengan semua prosedur “menuntut ilmu”
Tak tahukah kita bahwa orang tua kita jauh lebih lelah dibandingkan kita? Setiap hari mereka bekerja banting tulang agar kita bisa belajar dengan tenang di sekolah kita? Agar kita bisa makan sehingga kita tidak kelaparan ketika belajar? Membelikan kita beberapa fasilitas untuk mempermudah proses belajar kita? Setiap malam berpikir keras mengenai apakah kita telah belajar dengan nyaman di tempat yang jauh dari mereka? Apakah semua kebutuhan kita sudah terpenuhi atau belum, lebih berat lagi, apakah mereka bisa mendidik kita dengan baik atau tidak, bagaimana dengan masa depan kita nantinya? Yang dipikirkan adalah kebahagian kita. Menyekolahkan kita adalah benar – benar merupakan perjuangan yang begitu berat.

Kita, tugas menumpuk? stress? Orang tua kita jauh lebih stress dengan tuntutan sana sini. Pusing dengan Materi – materi kelas? Ibu bapak di rumah jauh lebih pusing dengan kesulitan pekerjaan dan banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi. Merasa kurang tidur dengan tugas – tugas kampus? orang tua kita jauh lebih sering tidak bisa tidur nyenyak sengan seabrek tanggung jawab yang harus dipenuhi. Merasa badan capek, pegal – pegal karena wira wiri dengan masalah akademik? Orang tua di rumah jauh lebih capek dengan bekerja seharian dan setiap hari. Merasa gag bisa istirahat dengan belajar?orang tua kita bahkan hampir tak pernah beristirahat, baik secara fisik maupun pikiran dan batin.

Malas, menyebabkan semua amanah jadi terbengkalai jika tak segera di atasi. Semua amanah yang harus dikerjakan jadi ditinggalkan, dengan alasan istirahat atau refreshing untuk sementara waktu. Tak tahukah kita bahwa orang tua kita sebenarnya juga sama malasnya dengan kita? Tapi mereka selalu bisa membuang rasa mala situ, hingga akhirnya kita masih tetep bisa sekolah sampai saat ini. Malas, sekali2 boleh lah.. sekali2 istirahat bolehlah, tapi kemudian sangat tak wajar saat itu terjadi berkali2 dan kita tidak bisa mengatasinya, bahkan tak pernah seharipun orang tua dirumah berhasil berjuang melawan rasa malas dan lelah mereka, mereka tetap saja bekerja dengan secercah harapan di benak, bahwa anaknya akan menjadi orang yang berhasil di kemudian hari.

Jadi kawand, jangan pernah sia – siakan kesempatan yang kita punya, saat kau malas, saat kau lelah, saat kau bosan, saat kau ingin menyerah.. ingatlah orang tuamu, bahwa sekalipun hati mereka tak pernah layu, bahwa sekalipun pikiran mereka tak pernah berhenti berjalan, bahwa sekalipun mereka tak pernah berkompromi dengan sikap menyerah, walaupun sebenarnya mereka sudah sangat capek, sudah sangat bosan, sudah sangat malas, sudah sangat sakit..
Oleh karena itu, yukz semangat!!!!

see more..

Sejak kapan menjadi manis, sejak kapan menjadi tertarik,
Sejak kapan mulai terikat, sejak kapan mulai sok tahu dan peduli,
Sejak kapan mulai berharap, sejak kapan mulai berbunga,
Sejak kapan mulai ingin berterimakasih, sejak kapan mulai takut dan khawatir,
Sejak kapan menjadi sangat penting, sejak kapan?

Kemudian menjadi tak logis saat jawabannya adalah sejak aku membaca namamu

Sampai kapan hati kan tegar, sampai kapan kan bersembungi,
Sampai kapan kan terdiam,
Sampai kapan? Sampai kapan?

Kemudian akan menjadi sangat bodoh saat jawabannya adalah sampai kau memintaku untuk berhenti

Kemudian,
Tak tahukah kau? Aku jauh lebih takut kalau ombak kan datar –datar saja,
Tak tahukah kau? Aku sudah tak punya kepentingan dengan luasnya dunia,

Dan kemudian akan sangat terasa sadis saat kau menjawab tidak, aku tahu

Etika belajar bagi pelajar 1

Baiklah shobat, kali ini aku akan mencoba untuk mentransfer ilmu yang aku pelajari dari pengajian ahad malam di ponpes darussalam jember "Ta'limul Muta'allim thariiq al-Ta'allum"

itu adalah nama kitab yang khusus mengkaji etika belajar bagi penuntut ilmu karangan syekh al Zarnuji yang diterjemahkan oleh A Ma'ruf Asrori. dalam dunia pesantren, kitab ini menjadi jantung para santri sebagai jalan untuk memperoleh ilmu yang barokah nan bermanfaat. so that way.. I write here to share it with you..

Ada beberapa etika yang harus dimililki oleh seorang pelajar agar ilmunya baokah dan bermanfaat, berikut beberapa etika yang dimaksud:
  1. Menghormati ilmu dan ahli ilmu (guru), yang dimaksud dengan menghormati ilmu di sini ialah seperti memuliakan buku - buku yang berisi ilmu pengetahuan baik pengetahuan agama maupun pengetahuan yang lain. cara memuliakannya bisa dengan menempatkan buku ditempat yang lebih tinggi dari kaki kita, merawatnya dengan baik, dsb. selain itu yang paling penting adalah memuliakan "ilmu" itu sendiri, tidak merendahkan hakikat ilmu tersebut, misalnya menggunakan ilmu untuk hal - hal yang baik. selain menghormati ilmu, kita juga punya kewajiban untuk menghormati guru kita, keikhlasan seorang guru terhadap murid juga mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi keberhasilan si murid. karena ilmu yang diberikan oleh seorang guru laksana cahaya yang akan menerangi langkah kita, tanpa cahaya(ilmu) tersebut, maka kita akan hidup dalam kegelapan (kebodohan/ketersesatan). seperti yang sering kita denger "Al'ilmu laa yanfa"u illaaa bita'dzimil ustad" bahwa ilmu tidak akan bermanfaat kecuali dengan hormat kepada guru. dalam hal ini menghormati ahli ilmu bukan sekedar hormat pada guru yang memberi kita ilmu, namun juga termasuk hormat kepada kerabat - kerabat si guru, misalnya anak-anaknya.
  2. sungguh - sungguh dan terus menerus dalam belajar, hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat al"ankabut ayat 69 yang artinya "Dan orang2 yang bersungguh2 berjuang di jalan kami, niscaya akan kami tunjukkan jalan kami" menuntut ilmu merupakan suatu perbuatan yang bisa dikategorikan sebagai "berjuang di jalan Allah". karena mencari ilmu itu sendiri merupakan perintah dari Allah yang wajib dilakukan oleh setiap muslim muslimat. selain bersungguh2, maka kita juga harus terus menerus dalam belajar. ilmu tidak akan diperoleh hanya dengan bermalas2an dan berdiam diri.
  3. bertawakkal, kebanyakan orang merasa berat dengan biaya untuk belajar. memang uang merupakan salah satu syarat dalam menuntut ilmu, tapi tak seharusnya hal itu menjadi sesuatu yang menghalangi kita untuk menuntut ilmu. rejeki merupakan ketetapan Allah, dan sudah menjadi janji Allah bahwa Allah akan menjamin hidup orang yang berada di jalan Allah. Allah tak akan pernah meningalkan kita berjuang sendiri dalam usaha mengikuti perintah Allah "menuntut ilmu". dunia dan seluruh isinya merupakan milik Allah, dan snagat mudah bagiNYA untuk memberikan rejeki kepada kita selama kita tetap berada di jalanNYA. jadi jangan khawatir. belajar saja dengan tenang, dan masalah rejeki, serahkan pada Allah, berdo'a saja agar kita selalu diberi jalan kemudahan dalam menuntut ilmu. tapi harus tetap berusaha ya.. makanya jangan nakal,  biar rejeki kita lancar.
  4. penuh kasih sayang, menjauhi perselisihan baik dengan teman maupun dengan siapapun.. bersalah pada seseorang juga dapat menghambat masuknya ilmu ke dalam pikiran dan hati kita. seseorang yang berilmu pasti mampu mengendalikan hawa nafsunya, dan krn dy berilmu, maka dia kan menjadi orang yang penuh kasih sayang.. karena dia sudah tahu hikmah welaz asih terhadap sesama. jadi kalo ada orang yang berselisih dengan temannya karena hal2 sepele, maka bisa diasumsikan orang tersebut masih termasuk ke dalam kategori "orang awam/bodoh". selain menjauhi perselisihan, usahakanlah untuk berpikiran baik kepda siapapun, terlebih kepada Allah yang maha pemberi dan maha alim. sabda Rosulullah SAW  bersabda "berprasangka baiklah kpd sesama mukmin". berprasangka buruk merupakan suatu penyakit hati, dan kerenanya juga dapat menimbulkan keburukan juga, hati kita tidak akan pernah tenang dengan pikiran kita kpd seseorang hingga belajar kitapun jadi terganggu.
  5. memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, dikatakan dari yahya bin Mu'adz ar-Razi "malam itu panjang, maka janan kau persingkat dengan tidurmu, sedangkan siang hari itu penuh cahaya maka jangan kau kotori dengan perbuatan dosamu"
  6. warak, sebagian ulama meriwayatkan hadis dari Rosulullah SAW, beliau bersabda "barang siapa tidak warak ketika belajar, maka Allah akan mengujinya dengan salah satu drari tiga perkara: dimatikannya ketika muda, diletakkan di kalngan orang - orang yang bodoh, atau diberi cobaan menjadi pelayan para penguasa". lalu apa saja sikap warak itu? yaitu menyedikitkan makan, tidur dan berbicara yang tidak bermanfaat.
Begitulah sikap - sikap atau etika yang harus dimiliki oleh seorang pelajar. jadikanlah ilmu kita bermanfaat dan barokah dengan cara menerapkan etika - etika seperti yang telah disebutkan di atas. semoga bermanfaat.

My mini red ontel, tongkat dalam safar-ku


Pernahkah kau menyukai suatu benda milikmu melebihi benda – benda lainnya? Pernahkah kau menjadikan suatu benda milikmu sebagai sahabat yang selalu menemani kita saat kita sedang berjuang ataupun sedang sedih? Aku memilikinya.
Satu – satunya benda milikku yang paling berharga. Selalu menemani perjuanganku di kota jember, menjadi bukti bisu atas kepelikan hidup yang kujalani, menjadi saksi bisu atas setiap kekaguman hidup yang kurasakan. Menjadi tempat yang paling sip untuk mencurahkan segala isi hati tanpa sepatah katapun, seakan – akan sudah mengerti, menjadi satu – satunya sahabat yang setia menemani dan mendengarkan hatiku. 
 
My mini red Ontel,
Yupz,, sepeda miniku yang berwarna merah. Aku memperolehnya sekitar 2,5 tahun yang lalu, pada bulan agustus 2009 dari bapak. Awalnya aku tidak menyukainya, ntah kenapa aku merasa sepeda ini seperti member tanda bahwa aku akan hidup dengan penuh perjuangan di kota ini (jember), bahwa aku akan memperjuangkan hidupku sendiri di sini. Saat aku mulai meliriknya, kami bersepakat bahwa kami akan berjuang bersama. Ntah kesepakatan seperti apa, tapi seperti itulah saat aku melihat warna merahnya yang tiba – tiba membakar semangat berjuangku. Kali ini aku menerimamu sebagai teman baru dalam hidupku “My mini red Ontel”
Yupz, kemudian aku arungi perjuangan di kota jember bersamanya, jauh dari orang tua, dari keluarga, dari sahabat – sahabat di kota sendiri membuat dia menjadi satu – satunya teman terdekat yang akan selalu berpihak padaku. Kemana – mana selalu bersama dia, aku tak pernah malu memilikinya. Kemana aku harus pergi dalam perjuangan akademikku, maka dia akan menjadi satu – satunya kereta kencana yang sangat istimewa, tak pernah punya keinginan untuk menukarnya dengan apapun.
Sangat menyenangkan rasanya pagi – pagi membakar semangat ngampus dari setiap kayuhan, sangat membahagiakan rasanya ketika siang – siang/ sore/ malam menelusuri jalanan jember bersamanya, terasa asyik setiap ku naikkan kecepatan mengayuhku untuk segera melepas letih di kamar tercinta. Menungguku di setiap tempat yang aku kunjungi, tak pernah protes dimanapun dia berada. Sepedaku tak pernah takut dengan panasnya matahari di kota jember, tak pernah khawatir dengan dinginnya malam dikota jember, dan selalu tersenyum hangat dengan lembutnya senja di sore hari.
Saat terasa lelah, saat merasa sendiri, saat aku harus pulang malam dari kampus.. saat aku ingin menangis,, ckckc.. aku benar – benar akan menangis bebas di atas kayuhan sepeda ontelku. Rasanya menjadi sangat kuat saat aku memegang kuat setirnya, rasanya menjadi sangat plong saat aku mengayuhnya dengan kecepatan tinggi, seperti tidak ingin dunia melihatku menangis, maka aku harus mengayuh dengan sangat cepat hingga dunia tak punya waktu untuk memperhatikan wajahku. 
 
Saat gerimis menyapa, ku mulai pelankan kayuhanku, membiarkan diri bermesraan dengan sejuknya gerimis, membiarkan gerimis menyentuh wajahku dengan sangat sempurna. Saat hujan mulai mengguyurku hebat, seperti ingin memberi tahu, aku mulai mengayuh sepedaku dengan sangat cepat,, sangat seru rasanya saat kebingungan dengan hujan. Tangan kiri memeluk rapat ransel pink-ku, tangan kanan mengemudi setir, dan kaki mengayuh sepeda dengan gilanya. Sesekali kami tersenyum saat kami kalah melawan hujan, menerobos hujan lalu dengan pasrah membiarkan hujan memakan badan kami, akhirnya kami tertawa bersama dengan kekalahan ini kemudian menaruh dendam kesumatpada hujan bahwa besok kami harus bisa mengalahkan hujan! Semangat!
Yupz,, besok2 kami tidak kalah lagi dengan hujan, biasanya kami akan tersenyum bangga menyapa hujan yang sudah kalah tertinggal.
Saat jam dinding di kamarku mulai menunjukkan keterlambatan diriku akan kuliah, dengan sigapnya dia menyambutku dan siap untuk meluncur dengan kecepatan ekstrim, meliuk di sela – sela besarnya mobil dan truk, berlomba kecepatan dengan lin kampus, tak sabar dengan pelannya lampu merah, ngerem tiba – tiba di samping tempat pembuatan sampah, menerobos seksi dalam kemacetan membuat diri merasa bangga saat mampu melewatinya.
Bermain – main dengan hujan.. serius.. sedih.. tertawa bersama.. adalah saat – saat yang menyenangkan bersamanya. Bener – bener tak bisa tergantikan dengan apapun juga.

My mini red ontel, tongkat dalam safar-ku..

sketsa kasar: dialog senja



Saat senja menyapa, saat kau mulai terlihat dan tersinari olehnya..
Saat senja menyapa, saat aku mulai melihatmu lewat sinarnya..
Aku,, berlian.. dan kau… karang..

Berlian: Hari ini aku ingin menulis banyak hal. Tapi berpikir untuk menulis membuatku kehilangan energy yang sangat dan teramat banyak. Membicarakan banyak hal tentang diri sendiri, bener – bener menguras energi. Jika tak ingin, maka apapun yang dilakukan tak akan pernah maksimal. Magnet yang terlalu besar, aku banyak tak mengerti, dan kutahu ini tak baik. Kalau kau tak mengerti juga, tetap saja di situ dan anggap apa yang pernah terlihat oleh inderamu sama sekali tak pernah ada. Hidup selalu punya banyak pilihan, tapi kau telah menekanku untuk hanya memiliki satu pilihan, jadi aku tak akan biarkan kau pusing dengan banyak pilihan yang malah membuatmu menjadi tawar dan beku. Biar ku tawarkan satu pilihan, pilihan yang akan membuat kita sama – sama bebasnya, dan sama – sama tidak enaknya. Kalau kau tetap tk bergeming, maka aku tak akan pernah beranjak. Sampai kapanpun.

Karang: maaf, walau ini terlalu mudah untukku jawab. Masih aku pikirkan cara untuk tetap membuatmu merasa nyaman, tak bermaksud membuatmu tersiksa dengan hantaman pertanyaan di hatimu, aku sudah menjawabnya berlian.. tapi aku tak cukup berani untuk mendatangimu, aku tak cukup tega untuk melihat kekecewaan di wajahmu. Lalu bagaimana? Akupun bingung. Hidup dengan semua pilihannya, terlalu tawar untuk kurasakan. Yah.. aku sekarang sadar,, tak bisa ku bilang ini mudah, nyatanya aku tak pernah berani bersuara di depanmu. Aku hanya dapat berharap suatu saat kau akan mengerti dan mulai lelah untuk tetap tinggal. Maaf kalau aku membuatmu menggigil di tepi pantai. Kemudian lewat ombak.. ku mencoba untuk mengusirmu. Pergilah,,,, dan jangan menoleh!. Jejakmu akan segera terhapus oleh ombak kecil nanti.. setelah itu ku berharap kau akan jauh lebih tegar. Mengenai pilihan yang kau tawarkan, sudah aku jawab.. iya dan tidak.. jangan paksa aku untuk membuat satu jawaban. Biarkan aku sedikit berbangga dengan dialog yang sering kau lakukan bersamaku, walaupun kau tak pernah bisa mengerti dengan diamku.

Berlian: karang, aku tak lelah, aku tak gemetar, aku tak beku dengan ombak di pantai ini. Aku tak akan beranjak karang, sampai kau bersuara. Jangan paksa aku untuk menebak, apa yang tersirat dari diammu. Aku cukup sakit untuk membuat kesimpulan yang bernalar, aku cukup sakit untuk membuat kesimpulan yang cukup mencekikku. Atau kau ingin membunuhku bersama dalam buih – buih yang tak berarti. Tidakkah ini terlalu kejam? Telingaku tak cukup hebat untuk mendengarkan suara diam-mu. Ntah bagaimana caranya, aku cukup bebal dengan ombak di ujung kakiku. Ya tuhan.. ini bener – bener suatu kebodohan. Di luar nalar, bagaimana kau bisa tetap diam begitu angkuh? Prasangka.. aku sudah muak dengan prasangka. Karang berkatalah… kau tahu kenapa mataku tak pernah sedikitpun berhenti melihat ke arahmu? Aku takut karang, lautan ini akan menculikmu dari depanku. Jadi karang.. aku mohon berkatalah.

Karang: cobalah untuk berpikir rasioanal, pikirkan yang terbaik buat kamu. Jangan mengandalkan waktu untuk menunggu jawaban dariku. Ombak besar di malam hari telah banyak mengambil suaraku hingga tak tersisa untukmu, bagaimana aku tahu bahwa kau tak sedikitpun memindahkan pandanganmu dariku? Aku tak pernah tahu..maaf, aku tak pernah bisa menoleh ke arahmu. Ombak di depan memang telah menculik roh dari jasadku. Tak bisa kupungkiri, aku memang sedang menomorduakan kehadiranmu. Siapa yang salah? Lebih bijak dengan menganggap kita sama – sama salahnya, kau tak bisa mengendalikan ombak di hatimu. Dan akuuu… aku sudah cukup sibuk dengan ombak di depanku. Begini.. membuatku jadi serba salah.


saat senja menyapa.. saat wajahmu mulai terihat oleh mataku..
saat aku mulai tertegun... di batas sapaan ombak sore ini,

"aku tak akan beranjak... karang.." 

tis.. tis.. berlian menangis.. berusaha memegangi hatinya.. sesak,