Hari itu awan begitu berat. Kilat petir bersahutan memekakkan
telinga, menggentarkan hati. Siang hari tak lagi bersinar. Begitu juga sinar di
hatinya yang sudah redup, ya si Painem. Bahkan bukan redup lagi, tapi gelap
sekali segelap saat sedesa mati lampu di malam hari, bisa bayangin kan segelap
apa hatinya? Ya segelap desa tadi. Beberapa saat kemudian hujanpun turut
mendramatisir kegelapan hari itu. Ah sungguh! Siang yang gelap! Dan di sanalah
dia, di tengah badai hujan, badai petir, sedang berdiri berhadapan dengan Paijo
yang beberapa detik lalu masih berstatus pacarnya!
Painem : Kamu mutusin aku? Emang kamu siapa berani-beraninya
mutusin aku?!harusnya aku yang mutusin kamu! Gak sudi aku!
Paijo : Aku Paijo,
Nem! Painem! Sadarlah! Kamu amnesia gara2 aku putusin?!
Painem : (hiaaaaaaa, spicles) maksudku.. ya sudahlah! Intinya aku
bahagia kamu putusin!! Aku bisa mendapatkan 1000 laki-laki yang lebih ganteng
dari kamu Paijo!! Pergi saja sono ke laut!!
Paijo : Alhamdulillah,
tau kamu sebahagia itu, pasti sudah aku putusin dari dulu.
Painem :
(WHAAAAAAATZZZ??!!) terserah! (tanpa ekspresi)
Paijo : Eh nem, kamu
nggak nangis kan? Kok pipimu basah?
Painem :
Nangis? Gara-gara kamu?! Enggak bingit! Yaiyalah pipiku basah! Wong ujan deres
gini! Tuh pipimu juga basah, kamu nangis juga apa???
Paijo : Oh
iya ding. Yang nangis langit. Yaudah, selamat berbahagia, aku pulang dulu.
Basah kuyup nih! Aku nyebur dulu ke laut. Dadaaaaah. Hihi
Painem : (Lemes)
Setelah Paijo menghilang, tiba-tiba.. “Hiaaaaaaaaaaaa,, hikz hikz
hikz hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiikz,, TAU GAK SIH AKU SAKIT HATI! MANA ADA
ORANG DIPUTUS BAHAGIA??! DASAR PAIJO BODOOOOOOOOH! MESKIPUN KAMU BODOH, AKU
TETEP CINTA SAMA KAMU, PAIJO! TAPI AKU GAK NYANGKA KAMU SEBODOH INI! HIAAAAAAA
(guling-guling) TAPI GAK APA2, YANG PENTING HARGA DIRIKU TETAP TERJAGA.
HAHAHAHA, MERDEKA!! Tapi… HUAAAAAA (guling-guling lagi)
Yeah, begitulah keadaan siang yang menyerupai malam itu, tangisan Painem
bersama air hujan membanjiri halaman rumah Painem. Begitulah Painem
mempertahankan harga dirinya di depan Paijo. Meskipun sebenarnya hatinya sangat
sakit. Ah poor Painem! But salut atas pertahanan harga dirinya.
(cerita
di atas Cuma piktip lho ya? Sedang pingin nulis non piksi campur piksi, J . kenapa pakek cerita itu? karena aku sering denger
perempuan bilang harga diri saat putus sama pacarnya. ahahay)
Yup! sebagaimana harga diri itu penting bagi Painem pun bagiku juga
sama pentingnya. Tapi, di mana kita harus berbicara tentang harga diri? setiap
orang aku yakin punya pandangannya masing-masing tentang harga diri. Bagiku,
harga diri adalah sebuah harga yang tidak bisa dibayar dengan uang. Dia tidak
terbayar. Aku memiliki harga diri ketika aku tidak mengemis makanan, uang,
jabatan, pertolongan, harapan, dan cinta pada orang lain.
Aku memiliki harga diri ketika aku tidak meminta untuk dibelikan
makanan/barang pada orang lain kecuali pada orang tuaku. Jujur saja, aku selalu
miris mendengar orang begitu semangat minta ditraktir saat orang lain ultah
atau apalah. Suka banget menerima, tapi tak suka memberi. Aku memiliki prinsip
tangan yang di atas ialah lebih baik daripada tangan di bawah. Jadi pantang
buatku untuk minta traktiran pada siapapun. Aku malah lebih suka mentraktir
kalau ada uang. Kalau nggak ada, ya diem aja. Hehe
Aku memiliki harga diri ketika aku menolak menerima uang suap
ketika dalam pemilu. Meskipun sebenarnya aku bisa saja menerima uang itu dan
memilih orang lain tanpa sepengetahuan si penyuap, tapi itu adalah harga diri.
seberapa besar harga diriku? Emang berapa harga suaraku? Berapa harga idealisme
dan prinsipku? Tidak, orang tidak akan bisa membelinya dengan uang. Memberi
suap padaku sama saja dengan penghinaan. Itu artinya dia juga menganggap bodoh
dan rendah diriku yang mudah menukarkan sesuatu yang berharga dengan sesuatu
yang lebih murah. Maaf, saya tidak bodoh insyaallah.
Aku memiliki harga diri ketika aku menolak untuk melakukan semua
bentuk penyogokan untuk masuk universitas. Aku percaya sama kemampuanku. Aku
yakin segala sesuatu yang dimulai dari kesalahan yang disadari, akan berujung
pada kerugian. Aku tidak akan melakukan hal itu hanya untuk masuk universitas.
Toh universitas itu tidak bisa menjamin masa depanku. Cerah atau tidak masa
depanku itu tergantung padaku. Mau berusaha atau tidak.
Seperti itulah
kira-kira aku memandang harga diriku. Menurutku sangat penting kita
mendefinisikan harga diri ini. Kalau kita tidak mampu menghargai diri kita
sendiri, maka jangan berharap orang lain bisa menghargai kita. Kalau Nabi
pernah bersabda yang inti artinya adalah kalau kamu tidak punya rasa malu,
silahkan lakukan apapun semaumu, maka aku akan berkata kalau aku tidak punya
harga diri, silahkan lakukan apapun seenakku. Memiliki harga diri akan membuat
kita menghindari sikap dan perkataan yang dapat memalukan dan menghinakan diri
sendiri. tidak berbuat seenaknya. Tidak berkata seenaknya. Dan orang lainpun
tidak akan semena-mena sama kita. Kita punya etika. Kita punya prinsip. Kita
punya identitas. Kalau kata bang Rhoma sih, jangan sampai ditukar dengan apapun
harga diri ini.
Nah sekarang,
bagaimana menurutmu harga dirimu? Yeah, Setiap orang pasti menghargai dirinya
dengan caranya sendiri. Tak harus sama. Yang penting kita faham betul bagaimana
kita menghargai diri kita sendiri agar kita tidak mudah direndahkan oleh orang
lain. Karena rendah hati tak sama dengan rendah diri.
Lah, kenapa
tiba-tiba sekarang bicara harga diri? ya suka suka aku kan? Namanya juga ide
munculnya juga suka suka. hihi