Seringkali dalam acara motivation training, kita disuruh menuliskan segala mimpi yang ingin kita capai di masa depan sebanyak-banyaknya. katanya itu akan menjadi sugesti yang baik untuk masa depan kita. mimpi yang baik dengan tekad yang baik akan menimbulkan sikap yang baik pula. Akupun berusaha untuk coba memulainya. Namun, apa yang salah denganku?
"Fir, kamu masih ada keinginan untuk melanjutkan studi S2 nggak?" tanya bapakku suatu hari
"Belum tau, bapak. Fir belum mikirin itu. pokoknya lulus dululah" jawabku tak pasti
"Keinginan itu bukanlah sesuatu yang harus datang dari pemikiran. Ketika kamu lapar, apa kamu berpikir dulu? pastilah secara langsung kamu tau, kalau kamu ingin makan" jawab bapakku diplomatis. Aku sedikit menyunggingkan senyum mendengar penjelasan itu.
Aku selalu saja kesulitan untuk menuliskan apa yang menjadi mimpiku di masa depan. Tidak untuk 100 mimpi, 7 mimpi pun aku kesusahan untuk membuat daftarnya. Semakin lama, akhirnya meskipun aku tetap kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi mimpiku di masa depan, aku menyadari bahwa itu artinya aku tidak tahu ke mana kakiku akan aku langkahkan ke depannya. Tujuan hidup jadi mengabur.
Terutama setelah lulus S1. Aku jadi semakin tanpa rencana. Mau kemana?. jujur saja rasanya jadi hambar. Aku ngerasa jadi seperti air yang terus mengalir. menerima kenyataan hidup tanpa berani mengambil risiko untuk hidup yang lebih baik.
Dalam perasaan yang semakin hambar ini, tanpa tahu kelak aku ingin menjadi apa, sekarang aku tahu bahwa aku menginginkan satu hal. Kuliah S2 di luar negeri. Aku ingin berkeliling dunia.
Sekarang rasanya jadi sedikit berbeda. Degup jantung mulai mengencang perlahan. Mata sudah tak lagi banyak mengantuk. Aku mau berdiri memperjuangkan dan melindungi apa yang menjadi mimpiku.
Siapapun yang membaca tulisanku yang ini, tolong do'akan aku juga ya? semoga Allah berkenan mewujudkan mimpiku menjadi nyata. Dan semoga semakin baik dengan campur tangan Allah. Amin
terimakasih
"Fir, kamu masih ada keinginan untuk melanjutkan studi S2 nggak?" tanya bapakku suatu hari
"Belum tau, bapak. Fir belum mikirin itu. pokoknya lulus dululah" jawabku tak pasti
"Keinginan itu bukanlah sesuatu yang harus datang dari pemikiran. Ketika kamu lapar, apa kamu berpikir dulu? pastilah secara langsung kamu tau, kalau kamu ingin makan" jawab bapakku diplomatis. Aku sedikit menyunggingkan senyum mendengar penjelasan itu.
Aku selalu saja kesulitan untuk menuliskan apa yang menjadi mimpiku di masa depan. Tidak untuk 100 mimpi, 7 mimpi pun aku kesusahan untuk membuat daftarnya. Semakin lama, akhirnya meskipun aku tetap kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi mimpiku di masa depan, aku menyadari bahwa itu artinya aku tidak tahu ke mana kakiku akan aku langkahkan ke depannya. Tujuan hidup jadi mengabur.
Terutama setelah lulus S1. Aku jadi semakin tanpa rencana. Mau kemana?. jujur saja rasanya jadi hambar. Aku ngerasa jadi seperti air yang terus mengalir. menerima kenyataan hidup tanpa berani mengambil risiko untuk hidup yang lebih baik.
Dalam perasaan yang semakin hambar ini, tanpa tahu kelak aku ingin menjadi apa, sekarang aku tahu bahwa aku menginginkan satu hal. Kuliah S2 di luar negeri. Aku ingin berkeliling dunia.
Sekarang rasanya jadi sedikit berbeda. Degup jantung mulai mengencang perlahan. Mata sudah tak lagi banyak mengantuk. Aku mau berdiri memperjuangkan dan melindungi apa yang menjadi mimpiku.
Siapapun yang membaca tulisanku yang ini, tolong do'akan aku juga ya? semoga Allah berkenan mewujudkan mimpiku menjadi nyata. Dan semoga semakin baik dengan campur tangan Allah. Amin
terimakasih