Archive

Archive for November 2014

Ini mimpiku saat ini

Seringkali dalam acara motivation training, kita disuruh menuliskan segala mimpi yang ingin kita capai di masa depan sebanyak-banyaknya. katanya itu akan menjadi sugesti yang baik untuk masa depan kita. mimpi yang baik dengan tekad yang baik akan menimbulkan sikap yang baik pula. Akupun berusaha untuk coba memulainya. Namun, apa yang salah denganku?

"Fir, kamu masih ada keinginan untuk melanjutkan studi S2 nggak?" tanya bapakku suatu hari
"Belum tau, bapak. Fir belum mikirin itu. pokoknya lulus dululah" jawabku tak pasti
"Keinginan itu bukanlah sesuatu yang harus datang dari pemikiran. Ketika kamu lapar, apa kamu berpikir dulu? pastilah secara langsung kamu tau, kalau kamu ingin makan" jawab bapakku diplomatis. Aku sedikit menyunggingkan senyum mendengar penjelasan itu.

Aku selalu saja kesulitan untuk menuliskan apa yang menjadi mimpiku di masa depan. Tidak untuk 100 mimpi, 7 mimpi pun aku kesusahan untuk membuat daftarnya. Semakin lama, akhirnya meskipun aku tetap kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi mimpiku di masa depan, aku menyadari bahwa itu artinya aku tidak tahu ke mana kakiku akan aku langkahkan ke depannya. Tujuan hidup jadi mengabur.

Terutama setelah lulus S1. Aku jadi semakin tanpa rencana. Mau kemana?. jujur saja rasanya jadi hambar. Aku ngerasa jadi seperti air yang terus mengalir. menerima kenyataan hidup tanpa berani mengambil risiko untuk hidup yang lebih baik.

Dalam perasaan yang semakin hambar ini, tanpa tahu kelak aku ingin menjadi apa, sekarang aku tahu bahwa aku menginginkan satu hal. Kuliah S2 di luar negeri. Aku ingin berkeliling dunia.

Sekarang rasanya jadi sedikit berbeda. Degup jantung mulai mengencang perlahan. Mata sudah tak lagi banyak mengantuk. Aku mau berdiri memperjuangkan dan melindungi apa yang menjadi mimpiku.

Siapapun yang membaca tulisanku yang ini, tolong do'akan aku juga ya? semoga Allah berkenan mewujudkan mimpiku menjadi nyata. Dan semoga semakin baik dengan campur tangan Allah. Amin
terimakasih

Never Regret of Chemistry Department



Kuliah di jurusan kimia sejak awal adalah pilihanku. Tidak ada alasan lain kecuali aku memang menyukai kimia. Aku sudah mencintainya sejak pertama bertemu hingga sekarang. Kenapa aku mencintainya dan memilihnya sebagai bagian dalam hidupku waktu dulu? Ceritanya cukup simple, karena di antara semua pelajaran eksak, kimialah yang paling mudah kupahami. Aku mengerti melebihi temanku yang pinter dalam bidang matematika, fisika, dan biologi. Dan itu anggap sebagai cinta.
Bapakku dan beberapa orang berkata tentang kimia bahwa kimia itu adalah pelajaran paling sulit, kimia identik dengan bom dan makanan-makanan yang berbahaya. Aku tidak peduli dengan opini-opinin itu yang mungkin memang benar adanya. Yang kutahu aku hanya menyukai kimia.
Kemudian aku menjalani kehidupanku sebagai mahasiswi jurusan kimia di UNEJ. Rasanya senangnya setengah mati. Kenapa? bukan hanya karena kimianya, tapi terlebih karena aku mendapatkan posisi itu dengan usaha yang tidak sepele. Aku tahajud di tengah malam, belajar pelajaran eksak setelahnya bahkan saat itu aku dalam posisi sebagai mahasiswi jurusan D1 bahasa inggris. Yang paling penting, pertamakalinya dalam hidupku aku bepergian ke tempat yang jauh dari orang tuaku sendirian. Anak pesantren, anak pingitan, tak pernah pergi jauh dari rumah kecuali ditemani orang tua, berangkat sendiri mengambil resiko ke jember. Ini sesuatu sekali buatku.
Lebih penting lagi adalah bagaimana aku mendapatkan ijin dari keluargaku untuk kuliah di kota. Kalian tahu nggak? Di desaku telah menyebar anggapan bahwa kuliah di kota akan membuat kita nakal, terutama anak perempuan, resiko untuk pergaulan bebas itu sangat besar. sekali lagi aku tidak peduli itu, yang kupikirkan hanyalah tentang mencari ilmu. Lagian, kalau niat kita sudah baik, Allah tidak akan tinggal diam saja kan membiarkan kita masuk ke kubangan dosa? Aku percaya itu. Semua proses itu sangat berharga untuk diacuhkan, aku selalu menghargai proses-proses itu yang akibatnya sungguh luar biasa mengubah hidupku.
Lebih jauh saat aku mulai menjadi bagian dari keluarga jurusan kimia FMIPA UNEJ. Banyak ilmu, pembelajaran, dan pengalaman yang sekecil apapun aku tidak ingin melupakannya. Dimulai bagaimana aku berkendara sepeda ontel dari pondok ke kampus, keberanian untuk meminjam mesin ketik pada temanku di awal semester, bagaimana kemudian aku berteman dan bersahabat dengan banyak orang, sempat diusir oleh dosen dari kelas, berlari dari satu tempat ke tempat lain saat aktif-aktifnya sebagai seorang aktivis, jurnalis, sekaligus akademisi dengan sedikit waktu untuk beristirahat.
Sungguh tak ada yang mudah. Proses perkuliahan tidak semudah di SMA. Apalagi proses kehidupan yang sudah jauh dari ortu di mana aku harus mandiri, serta proses pendewasaan diri dalam banyaknya masalah dan kendala.
Hingga untuk mengakhirinyapun sulitnya minta ampun. Terutama saat berkecimpung dalam penggarapan tugas individu skripsi. Mulai dari mencari topik, dosen pembimbing, ketar ketir diinterogasi dosen penguji saat seminar. Paling makjleb adalah masa-masa penelitian yang menghabiskan pikiran, uang, tenaga, dan WAKTU!
Sempat beberapa temanku mengatakan penyesalannya telah masuk kimia gara-gara skripsi yang aduhai sulit. teman-temanku yang jurusan lain juga menyesaliku masuk jurusan kimia karena penelitian yang lama. Bahkan teknisi lab kimia juga mengatakan satu-satunya kesalahanku adalah masuk jurusan kimia sehingga harus banyak bayar bahan untuk penelitian. Aku juga merasa sulit, tapi untuk menyesal gara-gara ini? tentu saja TIDAK! tidak sebanding dengan sulitnya perjuanganku di awal dan di tengah. Orang tuaku telah memberikan segalanya agar aku bisa hidup di Jember sebagai mahasiswi kimia. Sangat naïf kalau aku bilang menyesal. Sudah tinggal waktu untuk memetik buahnya.
Sungguh! Memang sekalipun aku tidak pernah menyesal telah masuk jurusan kimia FMIPA UNEJ. Aku senang, aku berbahagia, aku bangga.
Sekarang, aku sudah selesai sidang, tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan gelar S.Si secara resmi, Wisuda. Seluruh badan sudah capek, tapi kenapa aku tidak merasa lemah? Inikah yang disebut kepuasan? Semoga Allah memberiku berkah dan meridhoiku. Semoga bukan hanya gelar dari manusia yang kuperoleh, semoga Allah juga memberiku gelar yang tinggi. Amiin
Terimakasih Allah, aku cinta kimia, hingga dengannya aku berharap semakin dekat denganMU. Telah terbentang kesempurnaanMu dalam setiap reaksi kimia, bentuk molekul, eksitasi elektron, reaksi inti, dan regulasi tanpa eror. Pertemuanku dengan kimia adalah kerangka hidup yang dibuat oleh Engkau. Maka sekali-kali aku tak akan pernah mengingkarinya. Terimakasih Allah, sungguh ini hebat!
Bila kecintaan ini begitu bagus untukku, maka bukakanlah pintu yang lebih lebar untukku, agar lebih mencintainya, untuk lebih mengenalMU.
Bismillah S2 JEPANG!