Archive

Archive for 2017

Hikmah: Belajar Dari Kakak Serunting

Tuanku Guru Bajang (TGB) pernah bercerita tentang silaturrahim dapat memperpanjang umur. Bahwa temannya pernah menyampaikan sebuah penjelasan tentangnya. Tentang hikmah yang bisa dimengerti tanpa harus menjalani banyak rintangan dalam waktu yang lama. Dengan silaturrahim kita bisa mendengarkan dalam waktu yang cukup singkat tentang pengalaman teman atau saudara kita sehingga kita bisa belajar setidaknya satu hal darinya. Artinya, kita bisa hemat waktu untuk mengerti 1 hikmah tersebut.

Dan benar saja, pada ahad siang berhujan itu, di sebuah ruangan Bersama adik-adik panti Mitra Muslim Bandung dan kakak-kakak pengajar dari KAMIL mengajar, aku memahami setidaknya satu hal, ah sepertinya banyak, tentang sebuah kepasrahan yang luar biasa pada Allah, tentang prioritas, tentang keberanian, ah ternyata memang banyak, hihi.

Dia, Muhammad Allan Serunting, Orang yang saat pertama kali bertemu langsung memberikan manfaat untukku. Dia lurah 3.0 LPDP ITB sekaligus Ketua Departemen Media di KAMIL. Kudapati dia sosok yang sangat santai dan ramah. Karena saking santainya, terkadang dia terlihat seolah-olah tidak memiliki ambisi dalam kehidupan. Kudapati dia aktif di berbagai kegiatan sosial, berbaur dengan banyak orang. Dan wajar saja dia sangat disukai oleh teman-teman di sampingnya. Bahkan saat kelulusannya, temanku merasa kesulitan untuk berfoto dengannya.  Haha, ah katakan saja dia punya banyak fans. Yeah seperti itulah kira-kira kita menyebutnya.

Dan tibalah saat aku benar-benar mendengarkan dia, tentang perjalanan hidupnya yang mungkin sepertinya sederhana atau bahkan sama dengan kebanyakan orang. Tapi di sinilah uniknya kehidupan, masalah yang sama, jalan yang sama, tapi cara pandang yang berbeda, hasilnya bisa sama bisa juga berbeda. Itu mungkin kenapa kemudian kesuksesan memiliki artinya masing-masing, bergantung dari sudut mana kita memandang.

Pun dengan kakak yang satu ini, ia memiliki caranya sendiri memandang setiap langkah kehidupan.  Dengan gaya santainya, dia menjalani episode kehidupan ini dengan keberanian mengambil keputusan sekaligus kepasrahan yang sangat besar kepada Allah. Iyah, sepertinya dia tidak ambisius, tapi dia memiliki visi yang tetap dia pegang dengan kuat. InsyaAllah.

Yang kulihat bagaimana dia memelihara visinya, dia tidak egois, dia tidak melulu pandangan focus ke depan, tidak melulu terus berjalan, sesekali dia menoleh ke kanan dan ke kiri, sesekali dia berhenti di tempat. Menoleh bukan untuk tidak focus, berhenti bukan untuk diam. Dia menyadari betul bahwa hidup bukan saja tentang dirinya, tapi juga tentang orang-orang di sampingnya. Sungguh indah bagaimana dia menghentikan aktivitas menelitinya untuk merawat salah satu orang tuanya yang sedang sakit dalam waktu yang cukup untuk membuat dia telat lulus lebih cepat Bersama teman-teman seangkatannya. Dan apa yang dia dapat dari ini? Sungguh logika manusia tidak akan bisa menjangkau, tapi jaminan Allah sangatlah indah dan pasti. Justru keterlambatan ini menjadi jalan yang semakin mendekatkannya dengan apa yang ingin dia capai.

yang kufahami, tentang sebuah integritas. Mungkin sedikit berbeda dari yang kulihat mahasiswa pada umumnya yang baru saja diwisuda, apalagi ini master, tentang kegalauan pekerjaan dan hal lainnya, Iya, lagi-lagi dengan gaya santainya, dia tidak sibuk mendaftar pekerjaan di Bandung. Tau apa alasannya? Karena dia tetap ingin berkomitmen dengan apa yang dia tulis dalam esai LPDP beberapa tahun yang lalu, tentang janjinya untuk mengabdi pada daerahnya. Ah tidak-tidak, mungkin banyak yang ingat tentang apa yang pernah ditulisnya sendiri, tapi bertanggung jawab dengan apa yang ditulis dan diucapkan akan menjadi cerita yang berbeda di zaman yang penuh dengan pesimisme dan kepura-puraan ini.

Setidaknya itu telah berhasil menghentak hatiku, tentang sebuah amanah yang tak biasa, tentang rupiah dari keringat rakyat di negeri ini, tentang harapan mata-mata berair di negeri ini. Tidak, dia tidak lari. Ini membuka mataku bahwa Allah tidak akan memberi ujian tanpa solusinya, bahwa negeri ini masih dikaruniai orang-orang baik dan negeri ini pantas untuk berharap dan percaya diri.

Yang kusadari, tentang pilihan-pilihan yang terkadang sangat sulit dibedakan. Manusia seringkali tinggi hati dengan penalarannya tanpa menyadari betul bahwa penalaran itu sangatlah terbatas. Bagaimana otak yang kecil bisa menjamin kesempurnaan? Lalu kenapa masih keukeuh dengan pilihan nomor satu seolah-olah mengerti betul bahwa itulah yang terbaik untuk dirinya? Manusia lupa, bahwa hukum linieritas hanya bisa dinilai oleh sang Maha mengetahui. 

“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah [9]: 105)”

Lalu, pak lurah 3.0 LPDP ini berkata kurang lebih begini “Aku memang tidak mendaftar di perusahaan-perusahaan, itu menjadi opsi terakhir Karena aku masih berharap menjadi dosen. Tapi jika nanti kalian menemukanku bekerja di perusahaan, itu bukan Karena apa-apa, mungkin memang itu yang terbaik untukku Karena pilihan kedua belum tentu lebih buruk dari pilihan pertama. Kita tahu sebaik-baik rencana adalah rencana Allah”

Aku pun menengok diriku sendiri. Memeriksa kondisiku, ah caraku memandang kehidupan mungkin memang berbeda dengannya, tapi kehidupan mengajarkan hal yang sama. Maka biar lah berlalu soal cara pandang, tapi hikmah atau sebuah pemahaman akan tetap menjadi obat yang selalu dibutuhkan, entah di bagian mana ia akan mengisi dan membenahi apa yang perlu dibenahi dalam diri.

Terimakasih kak Serunting, semoga selalu menuai manfaat di manapun berada. Maaf, Karena Allan juga menjadi nama panggilan untuk adikku, kuharus memanggil nama yang berbeda dalam tulisanku.



Cara Menguatkan Hafalan Alquran Oleh Ustadz Adi Hidayat

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaaatuh. 

Ada yang mencoba menghafal alquran tetapi mudah lupaa???? wuah wuah, berarti ada masalah nih, butuh solusi! tenaang, Alhamdulillah Ustadz Adi Hidayat memberikan Tips agar ingatan kita dikuatkan oleh Allah dalam menghafal Alquran. Yukz simaaak


Ada 4 sifat hafalan
1. cepat hafal, lambat lupa
2. lambat hafal, lambat lupa
3. cepat hafal, cepat lupa
4. lambat hafal, cepat lupa

paling bagus, cepet hafal, gak lupa-lupa.. (Hehe). oke begini caranya!

  1. Meluruskan niat saat mau belajar.  setiap manusia punya batas, ketika batasan ini sudah hilang, ilmu berkurang. Itu kenapa mintakan dan titipkan pada yang tidak punya batasan, Allah SWT.
  2. Kesungguhan. di antaranya mencatat, berdoa sebelum belajar/menghafal.
  3. Tingkatkan amal shalih. karena ilmu itu cahaya. Cahaya Allah akan diturunkan hanya pada orang yang beramal shalih
  4. Tinggalkan maksiat. insyaAllah jika yang keempat ini dijauhi, maka sama Allah kita akan senantiasa disibukkan dalam kebaikan
Bagaimana?? sudah mulai ada titik terang? Alhamdulillah. semoga kita termasuk orang-orang yang menghafal alquran karena Allah. Amin amin ya robbal alamin.


Selengkapnya, bisa buka di youtube


Cara menguatkan ingatan-ustadz Adi Hidayat, LC, MA
https://www.youtube.com/watch?v=OkAHCIyEfg8

Mush'ab bin Umair: Sang Duta Pertama Islam

Pernah denger nama Mush'ab bin Umair?

kabar gembira bagi yang belum pernah mengetahui nama Mush'ab bin Umair. kali ini aku akan menceritakan kisah Mush'ab bin Umair. Siap-siap iman bertambah yaaa.. insyaAllah biidznillah

well, let's start!

Sebelum Masuk Islam
Mush'ab bin Umair dikenal dengan sebutan "Seorang penduduk Mekkah yang mempunyai nama paling harum". Rasa-rasanya ini tidak berlebihan karena dia dibesarkan dalam lingkungan yang mewah. Tak hanya itu, Ia tampan, berpenampilan menarik, cerdas, dan penuh semangat. Tak hanya perempuan saja yang tertarik padanya, bahkan para tokoh besar quraisy juga mengharapkan kedatangannya setiap ada pertemuan para pembesar quraisy.


Setelah Masuk Islam
Mush'ab bin Umair dikurung sekian lama oleh ibunya yang tidak menyukai Islam. Pada suatu kesempatan Mush'ab berhasil kabur dan ikut hijrah ke Habasyah. Ia tinggal di Habasyah bersama kaum Muhajirin dan kemudian pulang ke Mekkah.

Kehidupannya berubah drastis setelah masuk Islam. Penampilannya yang biasanya paling anggun berubah dengan pakaian usang yang banyak tambalannya karena ibunya sudah mencabut semua fasilitas yang sebelumnya diberikan pada Mush'ab. Hingga kaum muslimin menundukkan kepala dan merasa prihatin ketika melihat penampilan Muh'ab dengan pakaian usangnya. Rosulullah pun berkata

"Aku telah mengetahui Mush'ab ini sebelumnya. Tidak ada pemuda Mekkah yang lebih dimanja oleh orang tuanya seperti dirinya. Kemudian ia meninggalkan itu semua karena cinta kepada Allah dan rasulNYA"

Nabi Muhammad SAW memberikan tugas mulia kepada Mush'ab bin Umair sebagai Duta Islam pertama ke Madinah. Beliau ditugaskan sebagai guru yang mengajarkan islam pada kaum anshor di Madinah

suatu ketika, Pemimpin kabilah Abdul Asyhal di Madinah, Usaid bin Al-Hudhair mendatangi Mush'ab dengan pedang terhunus. Usaid marah besar karena dakwah yang dibawa Mush'ab. Ketika itu terjadi, kaum muslimin yang sedang bersama Mush'ab merasa hawatir. Menariknya, Mush'ab tidak menunjukkan kekhawatiran sama sekali. sebaliknya dengan tenang beliau meminta Usaid untuk mendengarkannya. "Mengapa Anda tidak duduk dan mendengarkan dulu? seandainya Anda menyukai, Anda dapat menerimanya. Sebaliknya, jika tidak, kami akan menghentikan apa yang Anda benci"

dengan ijin Allah, Usaid mendengarkan dan menerima Islam. Keislaman Usaid mengundang keislaman warga Madinah.

Wafatnya Mush'ab
Menjelang perang Uhud, Rosulullah mengembankan amanah berat nan mulia kepada Mush'ab, yaitu sebagai pembawa perang kaum muslimin.

Setelah kaum muslimin mendapat kemenangan, Sebagian pasukan melanggar perintah Rosulullah hingga barisan kaum muslimin menjadi porak poranda. Akibatnya sangat besar. Pasukan kafir Quraisy kembali menyerang kaum muslimin dan Rosulullah.

Melihat kondisi tersebut, Mush'ab mengangkat panji perang setinggi-tingginya, bertakbir sekeras-kerasnya, dan melakukan usaha lainnya untuk mengalihkan perhatian pasukan kafir dari Rosullullah. Satu tangannya memegang panji perang, yang satu lagi menebaskan pedangnya pada musuh hingga tangannya sendiri tertebas oleh musuh. Setiap pedang menebas lengannya, ia mengucapkan                 " Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang utusan, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa utusan" hingga beliau syahid dalam perang tersebut.

ketika perang sudah usai dan Rosulullah mendapati kain kafan yang digunakan untuk mengkafani Mush'ab tidaklah cukup. ketika digeser ke bagian kepala, bagian kakinya tersingkap begitu sebaliknya hingga Rosulullah meminta sahabat untuk menarik kain kafan tersebut ke kepala Mush'ab dan bagian kakinya ditutupi dengan yang lain (jika tidak salah dengan rumput)

masyaAllah, MasyaAllah, padahal sebelumnya Ia adalah orang paling apik dalam penampilannya. Ia meninggalkan itu semua, hidup sederhana hingga pada saat kematiannya. Ia memang meninggalkan pakaian yang bagus tapi Allah telah menggantinya dengan pakaian terbaik, yaitu pakaian Taqwa.

Semoga Allah membahagiakanmu dengan terus berada dekat di sisi Rosulullah wahai Mush'ab bin Umair.


well, sekian dulu. Buku shirahnya sudah kukembalikan kepada pemiliknya, jadi terpaksa diakhiri begini. ah, maafkan juga lupa penulisnya siapa. maapkaaaan.



What I learn from Mush'ab is Bahwa muda tidak seharusnya menjadi penghalang untuk memiliki peran berkualitas dalam kehidupan. bahwa muda tidak seharusnya identik dengan main-main, kelabilan dan sebagainya. Justru karena masih muda, di mana energi begitu maksimal, kita harus terdepan dalam menyambut perintah Allah.

Jika muda hanya diisi dengan main-main,  maka kata Akmal Sjafril
"Banyak anak muda yang seharian tidak punya kegiatan, tidak tahu harus berbuat apa dan tidak mau berbuat apa-apa. Mereka "Tua" sebelum masanya, "mati" sebelum waktunya.


Let's just have a quality Life anak mudaaaa! :)