Sampah selalu menjadi masalah akhir – akhir ini.
Jumlahnya semakin meningkat sedangkan penanganannya tak sesuai dengan jumlah
peningkatan sampah. Penanganan sampah di Indonesia yang tak sesuai dengan
jumlah peningkatan sampah dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang di
antaranya adalah mahalnya biaya penanganan sampah, hanya sebagian kecil orang
yang mengerti cara penanganan sampah dengan benar, kurangnya kepedulian
masyarakat pada masalah sampah dan lain lain.
Sampah
yang tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan pencemaran ekosistem
sehingga dapat mengganggu kehidupan manusia. Dengan demikian, masalah sampah
seharusnya menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai penghuni bumi.
Ketidakmengertian akan pengelolaan sampah serta mahalnya biaya pengelolaan
sampah bukan menjadi alasan buat kita untuk tidak ikut andil dalam mengurangi
masalah sampah. Setidaknya walaupun kita tidak bisa mengelola sampah dengan
baik, kita dapat mengurangi jumlah pembuangan sampah. Kebanyakan dari orang –
orang saat ini sibuk memikirkan cara penanganan sampah tanpa berpikir untuk
mengurangi jumlah pembuangan sampah. Padahal idealnya, yang harus dipikirkan
pertama adalah bagaimana cara mengurangi pembuangan sampah sebesar – sebesarnya
sehingga jumlah sampah yang harus dikelola hanya sedikit.
Berikut
tips mudah buat kita semua yang tidak bisa mengelola sampah namun masih bisa
ikut andil dalam mengurangi jumlah sampah. Apa saja? Langsung pelototin tips
berikut:- Biasakan membawa tas sendiri saat berbelanja, sehingga tidak perlu plastik tambahan dari tempat belanja. Makanya lebih seringlah belanja di pasar. Biasanya di pasar bungkusnya menggunakan daun. Kalaupun harus menggunakan plastik, kau bisa menggantinya dengan tasmu sendiri, sehingga tidak perlu tas lagi. Lagian kalau belanjanya di pasar jadi tidak malu kan buat bawa tas sendiri?
- Setiap selesai makan, buanglah sampah sisa makanan seperti tulang ikan, nasi sisa di tempat sampah. Hal ini bertujuan agar saat piring berada di tempat cucian terbebas dari sampah sisa – sisa makanan. Sehingga air limbah dari mencuci tidak begitu kotor. Nah, air bekas mencuci piring ini jangan dialirkan ke selokan, tapi coba deh diresapkan ke tanah. Tips ini tidak hanya untuk mengurangi sampah, namun juga untuk melestarikan jumlah air saat kemarau agar tidak kekurangan, sedangkan saat musim hujan tidak kebanjiran akibat air tersebut meresap ke tanah bukan mengalir ke selokan yang diteruskan ke sungai.
- Biasakan saat ngeprint pelajaran untuk mengeprintnya secara bolak balik. Ini jadi menghemat kertas. Nah, ini berlaku juga buat para guru/dosen untuk mengurangi memberikan tugas pada siswanya yang menghabiskan berlembar – lembar kertas. Kalaupun harus bikin laporan yang perlu direvisi, coba deh gunakan soft file saja, atau kalau tidak, bisa mengijinkan siswanya untuk mengeprint hasil revisiannya di kertas yang sama (biasanya laporan kan ngeprintnya nggak bolak balik?)
- Kurangi penggunaan sterofom buat bungkus nasi. Misalnya nih saat ada acara organisasi yang menyediakan konsumsi nasi buat peserta, bisa mengganti sterofom sebagai bungkus nasi dengan bahan yang lebih mudah didegradasi, misalnya kotak nasi dari kertas.
Nah, bagaimana sobat? Mudah kan? Intinya, mari kita
berpikir lebih dulu untuk mengurangi pembuangan sampah sebesar – besarnya, baru
kita pikirkan cara penanganan sampahnya. Khusus buat kita yang tidak mengerti
cara pengelolaan sampah, setidaknya kita bisa kan mengurangi jumlah sampah?
Semoga bermanfaat.
*Tulisan Ini Terinspirasi Dari Kuliah Umum
Pengelolaan Sampah Yang Disampaikan Oleh Bapak Soedrajad, Lektor Kepala Bidang
Pengelolaan Sumber Daya Alam Fakultas Pertanian Universitas Jember.