Negeriku Rawan Gempa


Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS An-Naml: 88)

Menurut KBBI, gempa adalah peristiwa alam berupa getaran atau gerakan bergelombang pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga asal dalam; gempa bumi. Gempa dibagi menjadi 3, yaitu gempa tektonik, vulkanik, dan runtuhan. Masih menurut KBBI, gempa tektonik merupakan gempa yang berhubungan dengan (disebabkan oleh) pergeseran tanah, sementara gempa vulkanik merupakan gempa yang disebabkan oleh gunung berapi. Sejak bulan Juli 2018, gempa ratusan kalinya menyapa negeri ini, tepatnya di Lombok dan Sulawesi Tengah, yang menelan banyak korban dan menghancurkan bangunan-bangunan. Maka, mari kita doakan saudara-saudara kita di sana agar diberi pertolongan dan kesabaran oleh Allah.

Kenyataannya, Berdasarkan data peta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebagian besar wilayah di Indonesia ialah rawan gempa sebagaimana yang terlihat pada gambar peta indeks risiko bencana gempabumi di Indonesia. Dalam gambar tersebut, dapat kita lihat bahwa banyak sekali wilayah di Indonesia berada di zona merah (potensi gempa sangat tinggi), bahkan di pulau Jawa hanya sebagian kecil saja yang berada di zona hijau (potensi gempa rendah). Sebelumnya perlu diketahui bahwa gempa tidak bisa diprediksi waktunya. Kalaupun bisa itu hanya dalam rentang waktu yang sangat dekat setelah gempa pertama.  Lalu, bagaimana cara kita menyikapi kenyataan ini?
Gambar Peta indeks risiko bencana gempabumi di Indonesia (BNPB, 2009)

Berdasarkan penjelasan Bapak Asdani Soehaimi (ahli geologi, pusat survei geologi) dalam geoseminar di Museum Geologi Bandung, yang bisa bisa dilakukan manusia untuk meminimalisir dampak gempa salah satunya adalah dengan penataan ruang kota yang baik di mana infrastruktur utama harusnya dibangun di tempat-tempat yang lebih aman pada wilayah tersebut. Karena katanya, earthquakes don’t kill people, buildings do (quote ini sangat popular silahkan cari diinternet yang membuatnya, saya kesusahan mendapatkannya hahaha). Misal pada kasus Palu Koro, bangunan-bangunan seperti Hotel roa-roa, Ramayana Mall, Jembatan Kuning, berdiri di atas batuan lunak. Hal ini menyebabkan bangunan lebih mudah roboh. Salah satu anggota dari tim peneliti liquifaksi di Palu (insyaAllah kalau tidak salah inget tentang status beliau, hehe) menjelaskan bahwa pemerintah juga telah melibatkan para ahli geologi dalam rancangan tata ruang kota. Meskipun demikian, ada banyak hal yang tidak bisa dihindari. Contoh kasus pulau Jawa, di samping penduduknya sangat padat, sebagian besar wilayahnya rawan gempa, sehingga susah juga untuk menerapkan tata ruang kota yang idealis. Dalam forum yang sama, pemateri lain menjelaskan bahwa hal lain yang bisa dilakukan adalah menggunakan bahan-bahan bangunan yang tahan gempa. Ini tidak akan aku ulas lebih lanjut, silahkan cari sendiri di internet. (Eh, sumpah dah ini tulisan, hihihi, sorraaay wkwkwk). Selain itu, dijelaskan juga dalam geoseminar ini perlunya pembangunan jalur evakuasi yang kuat sehingga ketika gempa terjadi komunikasi peringatan bencana dan evakuasi pada jalur yang aman lebih cepat dilakukan.

Okey, begitulah sedikit ulasan tentang gempa di negeri kita. Sori agak blepotan sitasinya, abis lupa-lupa inget sih siapa yang menjelaskan, pematerinya banyak, hehe. Lalu, eh eh bentar setelah baca kok rasa-rasanya kita tidak bisa berbuat banyak ya sama gempa ini? Hahaha, itu juga menjadi pertanyaanku kok. Tapi menurutku begini, pengetahuan bahwa Indonesia adalah negara gempa perlu kita ketahui dan sadari Bersama. Dengan demikian kita bisa belajar apa saja yang bisa kita lakukan dan siapkan (mitigasi) sebagai warga yang tinggal di negara rawan gempa.

Selain itu, ada hal lain yang tak kalah pentingnya. Hidup di negara yang rawan bencana setidaknya mengingatkan kita pada Allah, bahwa kondisi yang seperti ini menyadarkan kita bahwa kita bisa berada dalam bahaya kapan saja. Tapi hidup dalam ketakutan tidak akan menyelesaikan apa-apa, yang perlu kita lakukan tetap menjalani hidup sebaik mungkin dan meminta pertolongan yang tiada henti pada Allah. Karena hanya Allah lah sejatinya yang bisa menyelamatkan kita. Mungkin kita telah banyak melihat betapa manusia dan bangunan-bangunan yang megah itu Nampak sangat kecil di hadapan gempa dan tsunami. Bangunan-bangunan yang dibangun dari hasil kerja keras bertahun-tahun, peradaban yang telah dibangun bertahun-tahun, hancur dalam waktu yang sangat cepat, seolah-olah tiada artinya. Mungkin kita telah banyak mendengar dan melihat betapa mengerikannya saat terjadi gempa, tsunami, dan likuifaksi, orang-orang panik berusaha menyelamatkan diri. Mungkin kita bertanya? Atas dasar apa orang-orang itu bisa selamat? Tentu itu tidak akan terjadi jika bukan karena pertolongan Allah.

Mungkin ini juga mengingatkan kita pada kejadian besar di hari akhir kelak, pada saat di mana harta dan keturunan tidak berarti. Jika gempabumi di Palu saja sudah begitu mencekam dan mengerikannya, bagaimana kelak saat kiamat tiba?

Semangat Bangsa Indonesia! 😊

Leave a Reply